Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Taman Baca Masyarakat (TBM) Widit di Pulau Buru

1 Juli 2021   19:48 Diperbarui: 1 Juli 2021   20:13 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hobi membaca kini diambil alih oleh hobi menonton video. Masa kini berpendapat bahkan membaca hanya membuat pembacanya berimajinasi, sedangkan menonton praktek di video lebih nyata dan mudah dipahami. Maka buku bukan lagi sahabat pelajar, melainkan video di kanal YouTube adalah sumber informasi dan hiburan. Ada ketakutan kelak tidak berlaku lagi belajar membaca dan menulis. Tulisan bisa diketik dan membaca bisa diganti oleh audio dan visual dari media elektronik.


Tidak ada yang salah dengan digital literacy tetapi tidakkah selayaknya seimbang antara kemajuan tekhnologi  dan melek kemampuan membaca dan menulis. Teramat menakutkan jika kelak kemampuan membaca untuk mendapatkan informasi benar-benar diambil kuasanya oleh informasi  yang dengan mudah diperoleh dari konten-konten video di kanal-kanal sosial media elektronik.


Taman Baca Masyarakat (TBM) sangat membantu keberlangsungan minat baca dan melek kemampuan membaca itu sendiri. Terutama taman baca yang menyediakan buku-buku edukasi, motivasi, sejarah dan buku anak-anak. Taman baca bukan harus bersaing dengan informasi di Google dan kanal YouTube tetapi turut mendukung memajukan kemampuan membaca generasi penerus.


Taman Baca Masyarakat (TBM) Widit yang berlokasi di Desa Parbulu, Unit XVII, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku adalah satu dari sekian banyak taman baca di Indonesia yang berjuang menggugah minat baca di masa yang mana informasi dari video lebih menyenangkan. Taman Baca Widit yang letaknya sekitar 55 km dari Kota Namlea, ibu kota Kabupaten Buru didirikan oleh Bapak Randy Homzy, S. Pd pada tahun 2017. Pria asal Situbondo ini salah satu Guru Garis Depan (GGD) yang ditugaskan ke Pulau Buru. Bermil-mil jauhnya dari daerah asal, tidak menyurutkan semangat Bapak Randy untuk mbabat alas dalam dunia pendidikan.


Koleksi buku-buku di Taman Baca Masyarakat (TBM) Widit didapat dari dana pribadi sang founder, Pak Randy sendiri. Belakangan beliau mendapatkan donasi buku dari teman-teman sekolahnya, yang pasti sesuai dengan kebutuhan taman baca, bukan buku random yang asal buku saja. Bisa disimpulkan bahwa koleksi buku TBM Widit berkualitas baik, buku-buku pilihan dari penulis dan penerbit bermutu.


Bacaan untuk anak-anak mendominasi koleksi TBM Widit. Buku sejarah Indonesia bahkan dunia tak luput dari koleksi terbaik di sini. Buku-buku cerita berseri yang jika kita beli akan merogoh kocek jutaan rupiah, bisa kita pinjam secara gratis di TBM Widit. Bagi yang suka dengan bacaan ringan dan menghibur, novel-novel dari penulis sekelas Andrea Hirata, Tere Liye dan lain-lain bisa dinikmati dengan berbagai macam judul.


Bagi taman baca ini, yang penting buku bertemu dengan pembacanya. Maka kita diperbolehkan meminjam berbagai macam buku asal peminjam bertanggung jawab. Setelah menggembalikan buku yang kita pinjam, sangat dipersilakan untuk memimjam buku lainnya, tak terbatas.


Biasanya anak-anak didik Pak Randy dan anak-anak warga sekitar datang ke TBM Widit pada sore hari. Buku cerita anak-anaklah yang akan diserbu untuk latihan membaca atau sekadar menikmati cerita-cerita seru. Bukan hanya memfasilitasi buku-buku, di taman baca ini juga Pak Randy mengulurkan jasa dan waktu untuk mengajari anak-anak membaca. Bukan hanya anak-anak SD dan SMP tapi anak binaannya bahkan ada yang sedari jenjang sekolah PAUD.


Sore hari anak-anak riuh ke TBM Widit memilih buku sesuai idaman mereka. Dari yang membaca duduk di kursi, letak buku di meja, duduk di lantai, rebahan di karpet, membaca di teras bahkan ada yang sampai ke halaman rumah. Terlihat lucu, namun itulah mood anak-anak belajar membaca atau menikmati bacaan. Atmosfer yang menyenangkan bisa didapat di TBM Widit ini.


Untuk kita yang tinggal di Pulau Buru, alangkah lebih baiknya jika kita kaum dewasa warga sekitar juga turut berkunjung ke taman baca. Apalagi di Pulau Buru ini tidak ditemukan toko buku-buku bacaan. Jika ingin membeli buku harus di toko online yang ongkos kirimnya di atas 100.000. Perpustakaan daerah juga jauh, di Kota Namlea. Sangat disayangkan kalau  buku-buku terbaik di TBM Widit tidak bertemu dengan pembacanya. Mendapat ilmu gratis dan menyenangkan kita dapatkan di Taman Baca Masyarakat (TBM) Widit, Pulau Buru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun