Mohon tunggu...
hamamahcorner
hamamahcorner Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi saya membaca dan topik yang saya suka membaca sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Media terhadap Pola Komunikasi Masyarakat

22 November 2024   22:35 Diperbarui: 22 November 2024   22:43 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

prinsip teori stimulus-respons dalam behaviorisme

Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43), media baru memiliki beberapa ciri utama, di antaranya adalah adanya keterhubungan antar pengguna, kemampuan untuk mengakses khalayak individu baik sebagai penerima maupun pengirim pesan, tingkat interaktivitas yang tinggi, beragam kegunaan yang fleksibel, sifatnya yang terbuka, serta keberadaannya yang meluas dan mudah dijangkau.

Dengan perkembangan media massa adalah bentuk perkembangan teknologi informasi. Informasi semakin massif di era digilatal yang memiliki prinsip dunia tanpa batas, dalam hal ini menjadi penting sebuah pradaban kemanusia ditengah perkembangan teknolgi informasi yang semakin deras dan tidak mampu dibendung.

 Media massa adalah instrument atau alat dalam menyalurkan informasi tentang seputar politik, ekonomi, Pendidikan, hiburan dan selainnya. Media bukan hanya berfungsi memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi melainkan media juga wajah dari masyarakat yang ada.

Keberadaan media adalah sebuah perkembangan yang luar biasa yang memberikan kemudahan dalam tatanan kehidupan manusia. Perkembangan media ini harus seiring dengan perkembaangan manusia dalam pendidikannya, maka jika tidak, maka perkembangan media tidak akan memberikan dampak positif kepada perkembagan pengetahuan manusia, karena media adalah wajah dari sebuah masyarakat. 

Media akan berfungsi dengan sangat baik ditengah-tengah masyarakat jika mereka memiliki literasi yang tinggi atau minat baca yang besar. 

Seperti contoh sederhananya adalah berita hoxs. Kenapa berita hoxs salah satu permasalahan bangsa ini karena masyarakat tingkat literasinya sangat lemah. Bisa dibayangkan satu berita yang cuman dibaca hanya judul dari beritanya tersebut setalah dia membaca hanya sebatas judul saja lalu dia meng-share atau dia membagikannya. 

Bisa dibayangkan misalkan kasus seperti ini dilakukan bukan hanya satu orang melainkan ratusan bahkan ribuan orang. Tidak terpikirkan bagaimana berita hoks akan menjadi sajian tiap hari. Disinilah butuh literasi tentang media, membaca dan lain sebagainya.

Menurut Mc Quail dalam bukunya Mass Communication Theory bagaimana pengaruh media sering kali ditafsirkan terhadap sikap sosial (attidude) pribadi terhadap pengamatan pada masyarakat modern sampai pada tahapan optimisme dan pasimisme dalam sudut pandang sosial mereka. 

Mencermati dalam pernyataan tersebut sangat jelas sekali bahwa media memiliki pengaruh besar dalam sikap sosial hari-hari ini, bagaimana moral anak bangsa yang terus dijajah oleh perkembangan media, dan bagaimana kehidupan sebelum ada media dan setalah adanya media. Semua berubah setelah terjadi perubahan alam nyata dan berganti kepada alam maya.

memperhatikan apa yang terjadi dalam kehidupan sosial sekarang, orang yang anti sosial dalam artian mereka hidup dengan dunia maya sementara dalam kehidupan dunia nyata mereka tinggalka. Seperti contohnya, banyak diatara mereka yang dekat dengan orang yang tidak pernah kenal dan bahkan tidak tahu dari mana asalnya dan pada saat yang sama mereka tidak kenal dengan lingkungan dekatnya seperti keluarga, sahabat dan lingkuangan sekitarnya. 

Ini kenyataan sosial hari ini yang ada di depan mata dan ini selaras apa yang telah di sampaikan oleh Mc Quail dalam bukunya dimana dia mengutip dari (Putnan, 2000) Di era saat ini, meskipun banyak hal telah berubah, esensinya tetap serupa. 

Kekhawatiran masih muncul terkait melemahnya hubungan yang menghubungkan individu dengan masyarakat, minimnya nilai dan norma yang menjadi dasar bersama, rendahnya partisipasi dalam aktivitas sipil dan sosial, serta berkurangnya apa yang dikenal sebagai modal sosial. Pengaruh media terhadap sikap dan prilaku masyarakat sangatlah kuat dan besar, menggeser moral dan norma yang baik.

Pandangan ini berlandaskan pada pendekatan pragmatis sosial, yang mengacu pada bagaimana media memengaruhi perilaku individu secara langsung, mirip dengan prinsip teori stimulus-respons dalam behaviorisme. Berikut adalah rincian dari maksud pandangan tersebut:

  1. Peniruan Langsung (Copy-Cut): Media massa memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh langsung kepada audiensnya. Hal ini berarti individu cenderung meniru secara langsung apa yang mereka lihat atau dengar dari media tanpa banyak mempertanyakan atau menganalisisnya. Misalnya, tindakan atau perilaku yang ditampilkan di media dapat dengan mudah diadaptasi oleh penonton sebagai pola yang dapat diikuti. Kekerasan banyak terjadi disebabkan dari tontonan, seperti terjadinya pembunuhan, pemerkosaan dan tejadinya kekerasan lainnya, inilah wajah masyarakat dan ini pengaruh media.
  2. Ketumpulan terhadap Norma (Disensitisation): Paparan yang terus-menerus terhadap konten tertentu, terutama yang berkaitan dengan kekerasan, pelanggaran moral, atau tindakan tidak etis, dapat menyebabkan individu menjadi kurang peka terhadap norma-norma sosial. Dalam kata lain, hal-hal yang sebelumnya dianggap tidak dapat diterima oleh norma sosial menjadi sesuatu yang biasa atau bahkan diterima karena terlalu sering dilihat di media. Realitas yang terjadi menurut pandangan yang kedua ini adalah Ketika memperhatikan apa yang terjadi dalam kehidupan sosial hari-hari ini sangat miris sekali, misalkan ada orang kecelakaan sekarang orang berfikir bagaimana menolongnya tapi berfikir bagaimana mengviralkannya melalui media yang mereka gunakan. Aritinya, jadi bukan pertolongan yang diberikan tapi mengvideokan terlebih dahulu dan kepekaan sosial yang terkikis oleh pengaruh media dan inilah wajah masyarakat dan media.
  3. Terbebas dari Tekanan Psikis (Catharsis): Media juga dapat memberikan efek katarsis, yaitu melepaskan ketegangan emosional atau tekanan psikis melalui pengalaman tidak langsung. Misalnya, menonton adegan kekerasan di media bisa membantu seseorang menyalurkan emosi agresif tanpa harus melakukan tindakan agresif secara nyata. Inilah efek dari tontonan seseorang dan juga pengaruh dari media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun