Ini kenyataan sosial hari ini yang ada di depan mata dan ini selaras apa yang telah di sampaikan oleh Mc Quail dalam bukunya dimana dia mengutip dari (Putnan, 2000) Di era saat ini, meskipun banyak hal telah berubah, esensinya tetap serupa.Â
Kekhawatiran masih muncul terkait melemahnya hubungan yang menghubungkan individu dengan masyarakat, minimnya nilai dan norma yang menjadi dasar bersama, rendahnya partisipasi dalam aktivitas sipil dan sosial, serta berkurangnya apa yang dikenal sebagai modal sosial. Pengaruh media terhadap sikap dan prilaku masyarakat sangatlah kuat dan besar, menggeser moral dan norma yang baik.
Pandangan ini berlandaskan pada pendekatan pragmatis sosial, yang mengacu pada bagaimana media memengaruhi perilaku individu secara langsung, mirip dengan prinsip teori stimulus-respons dalam behaviorisme. Berikut adalah rincian dari maksud pandangan tersebut:
- Peniruan Langsung (Copy-Cut): Media massa memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh langsung kepada audiensnya. Hal ini berarti individu cenderung meniru secara langsung apa yang mereka lihat atau dengar dari media tanpa banyak mempertanyakan atau menganalisisnya. Misalnya, tindakan atau perilaku yang ditampilkan di media dapat dengan mudah diadaptasi oleh penonton sebagai pola yang dapat diikuti. Kekerasan banyak terjadi disebabkan dari tontonan, seperti terjadinya pembunuhan, pemerkosaan dan tejadinya kekerasan lainnya, inilah wajah masyarakat dan ini pengaruh media.
- Ketumpulan terhadap Norma (Disensitisation): Paparan yang terus-menerus terhadap konten tertentu, terutama yang berkaitan dengan kekerasan, pelanggaran moral, atau tindakan tidak etis, dapat menyebabkan individu menjadi kurang peka terhadap norma-norma sosial. Dalam kata lain, hal-hal yang sebelumnya dianggap tidak dapat diterima oleh norma sosial menjadi sesuatu yang biasa atau bahkan diterima karena terlalu sering dilihat di media. Realitas yang terjadi menurut pandangan yang kedua ini adalah Ketika memperhatikan apa yang terjadi dalam kehidupan sosial hari-hari ini sangat miris sekali, misalkan ada orang kecelakaan sekarang orang berfikir bagaimana menolongnya tapi berfikir bagaimana mengviralkannya melalui media yang mereka gunakan. Aritinya, jadi bukan pertolongan yang diberikan tapi mengvideokan terlebih dahulu dan kepekaan sosial yang terkikis oleh pengaruh media dan inilah wajah masyarakat dan media.
- Terbebas dari Tekanan Psikis (Catharsis): Media juga dapat memberikan efek katarsis, yaitu melepaskan ketegangan emosional atau tekanan psikis melalui pengalaman tidak langsung. Misalnya, menonton adegan kekerasan di media bisa membantu seseorang menyalurkan emosi agresif tanpa harus melakukan tindakan agresif secara nyata. Inilah efek dari tontonan seseorang dan juga pengaruh dari media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H