Mohon tunggu...
Hasibah AhmadFuad
Hasibah AhmadFuad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Semester 5 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STIBA Ar-Raayah Sukabumi

كن مع الله و ابتسم ما دام لك رب كريم

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Srikandi Muslimah Pertama yang Berjihad di Samudera

26 Maret 2021   17:20 Diperbarui: 26 Maret 2021   17:22 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapakah Muslimah pertama yang berjihad di samudera itu?

Dialah Ummu Haram bint Milhan ibn Khalid ibn Zaid ibn Haram ibn Jundub ibn Amir ibn Ganam ibn Adi ibn Najjar  radhiyallahu 'anha, seorang wanita Anshar yang berasal dari suku Najjar dan lebih dulu masuk Islam serta berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 

Ummu Haram juga termasuk tokoh wanita terkemuka karena peran-perannya yang sangat besar. Beliau juga disebut sebagai "syahiidatul bahr" (wanita syahid di laut) yang selalu merindukan syurga Allah subhanahu wata'ala, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberinya kabar gembira bahwa beliau akan mati syahid di jalan Allah 'azza wa jalla. 

Beliau adalah the real wonder woman, Muslimah pertama yang berjihad di samudera, beliau adalah saudari kandung Al-Ghumaisha' atau yang lebih dikenal dengan nama Ummu Sulaim radhiyallahu 'anha. Keduanya termasuk wanita-wanita yang mendapat kabar gembira akan masuk syurga. Sungguh, itu merupakan kabar gembira yang paling menyenangkan.

Beliau juga merupakan bibi seorang sahabat terkemuka, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pelayan setia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yang telah memenuhi seluruh ruang di dunia ini dengan hadits-hadits yang diriwayatkannya. Ia juga merupakan sahabat yang memiliki keistimewaan tersendiri yang sulit dicari bandingannya. 

Ummu Haram memiliki dua saudara kandung yang tergolong kesatria gagah berani dan syuhada, yakni Haram dan Sulaim radhiyallahu 'anhuma, semuanya putra Milhan. Keduanya ikut dalam Perang Badar dan Uhud, dan terbunuh sebagai syahid dalam tragedi Bi'r Ma'unah. Putra Ummu Haram, Qais bin 'Amr bin Qais, dan suaminya, 'Amr bin Qais bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, ikut dalam perang uhud dan gugur sebagai syuhada dalam perang tersebut. Setelah itu, beliau menikah dengan Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu dan dikaruniai anak laki-laki yang bernama Muhammad ibn Ubadah ibn Shamit.

Gambaran di atas, menjelaskan bahwa keluarga Ummu Haram adalah keluarga yang sangat agung, sehingga garis-garis keagungannya mencapai permukaan bintang-gemintang yang sangat tinggi. Sebuah keluarga mulia karena memiliki keimanan, keluhuran, keagungan, dan pengorbanannya yang tidak pernah berhenti untuk membela dan menegakkan agama Allah 'azza wa jalla.

  • Keteladanan Ummu Haram radhiyallahu 'anha.

Ummu Haram adalah perempuan yang hafal al-Qur'an dan banyak meriwayatkan hadits. Haditsnya banyak diriwayatkan oleh suaminya sendiri, Ubadah ibn Shamit, dan kedua keponakannya Ata' ibn Yasar dan Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhum. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat memuliakan Ummu Haram. Beliau mengunjungi rumahnya dan Quba', bahkan terkadang tidur di sana, seperti halnya beliau terkadang juga tidur di rumah Ummu Sulaim radhiyallahu 'anha.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu diceritakan:

"Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf], Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah], ia mendengar [Anas bin Malik] mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemui Ummu Haram bint Milhan yang diperistiri oleh 'Ubadah bin Shamit. Suatu hari beliau shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya, dan Ummu Haram memberinya makanan dan mencari kutu di kepalanya. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertidur, lantas bangun dan tertawa. Kata Ummu Haram; saya bertanya; 'Apa yang menjadikanmu tertawa ya Rasulullah?', Beliau menjawab: "Sekian orang dari umatku diperlihatkan kepadaku dalam keadaan berperang fii sabiilillah, mereka mengarungi permukaan lautan sebagai raja-raja diatas permadani, -atau dengan redaksi- seperti raja-raja diatas permadani "- Ishaq ragu kepastian redaksinya.- Kata Ummu haram; 'ya Rasulullah, doakanlah aku agar Allah menjadikan diriku diantara mereka? ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendoakan untuknya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan kepalanya, kemudian bangun dengan tertawa, maka aku (Ummu Haram) bertanya; 'Apa yang menjadikan dirimu tertawa ya Rasulullah? ' Nabi menjawab; "ada beberapa manusia dari kalangan umatku menjadi pejuang fii sabilillah, " dan seterusnya sebagaimana diatas. Ummu Haram berkata; 'ya Rasulullah, doakanlah aku agar Allah menjadikan diriku diantara mereka! 'Nabi bersabda: "engkau termasuk rombongan pejuang yang pertama." Kemudian Ummu Haram mengarungi lautan di zaman pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dan hewan tunggangannya terpeleset ketika keluar dari lautan, sehingga Ummu Haram terjatuh dan meninggal." (Hadits Riwayat Bukhari)

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun