Judul Buku: Ikan adalah Pertapa
Penulis: Ko Hyeong Ryeol
Penerjemah: Kim Young Soo, Nenden Lilis Aisyah
Tahun Terbit: 2023
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tebal: xxiii + 259 hlm
Dua kata yang kiranya cocok dalam pancaran buku ini adalah realis dan imajinatif. Permainan-permainan diksi yang mengoyak gambaran dan cerminan alam dalam puisi ini sungguh liar, dinamis, dan berbelok-belok. Setiap unsur lapisan terdalam digurat habis-habis oleh Ko Hyeong Ryeol untuk menekankan kualitas dan kekayaannya dalam berkata-kata. Ko Hyeong banyak memancarkan curhatan perasaan yang direfleksikan kepada alam sekitar sebagai titik balik spiritualitasnya.Â
Barangkali gaya kepenulisan yang imajinatif itu memang menjadi ciri khas Ko Hyeong untuk menguatkan moralitas tertentu yang ia hubungkan melalui daya magisnya. Imaji dan personifikasi yang dilakukan Ko Hyeong juga tergambar melalui garis besar penceritaannya terhadap kehidupan dunia yang penuh penderitaan, tetapi di balik itu muncul pula secercah harapan. Hal ini terbukti karena kepiawaian Ko Hyeong dalam kepenulisan sastra yang telah melahap beragam penghargaan, di antaranya Jihun Literature Award (2003), Ilyeon Literature Award, Baeksok Literature Prize, Republics of Korea Culture and Arts Award (2006), serta Sastra Kontemporer Hyundae Munhak (2009).Â
Penulis berdarah Korea ini begitu banyak memotretkan nilai dan budaya Negeri Ginseng yang juga menjadi kunci pembuka terhadap bunyi dan muatan puisinya. Kata dan diksi dalam karyanya tak lekang dari peminjaman nama daerah, budaya, lingkungan alam, dan politik pada negeri Macan Asia Timur sebagai bentuk kognisi atas pengalaman hidupnya. Hal itulah yang menjadi daya kekuatan pengarang sebagai simbol sosiologis yang direfleksikan melalui puisi-puisinya. Karya-karya kreatifnya tersebar ke dalam beberapa antologi puisi Perkebunan Semangka Puncak Daechong (1985), kumpulan puisi ekologi lingkungan alam Bagaimana Kabarnya Kota Seoul, kumpulan puisi Pagi Hari ini, Melintasi Tubuh Kristal di Jepang, dan lainnya.Â
Ikan adalah Pertapa merupakan salah satu karya antologi puisi dwibahasa antara bahasa Indonesia-Korea. Sehimpun puisi ini diseleksi dari antologi puisi berbahasa Korea yang berjudul "Pada Saat Merenung Hal-hal yang Kuno" di tahun 2020. Puisi-puisi realis ini merenungi serba-serbi pengalaman kehidupan yang dibarengi oleh campur tangan alam, politik, sosial-budaya yang terbagi menjadi 4 bagian dengan total 60 puisi pilihan. Tiap-tiap bagiannya mempunyai unsur dan karakteristik yang dibawa oleh gagasan Ko Hyeong dengan bantuan sang kunci penerjemah, Kim Youn Soo dan Nenden Lilis Aisyah.Â
Secara tematik, Ko Hyeong banyak menghubungkan tanda-tanda pada alam dan kondisi sekitar sebagai representasi imajinya sehingga baris demi baris puisinya tampak mengupayakan connecting the dots yang sedang merajut untaian peristiwa kehidupan yang pergerakannya begitu lihai. /Apabila semua pembuluh darah kembali/ /tampaknya batu akan melayang di langit// ("Awan Putih dan Rumput", Ryeol, hlm. 8). Diksi-diksinya sarat terhadap hal semiotis. Hyeong memanfaatkan diksi pembuluh darah sebagai hal fundamental pada sistem tubuh manusia, lalu melanjutkan belokan imajinya pada pengandaian eksistensi batu yang melambung di langit.
...
Pertama-tama aronia muncul di depan mata
Aronia
Mengapa kau tidak membawakan air
Daun ketiga telah mekar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!