Mohon tunggu...
Najwa Aulia Rahmadani
Najwa Aulia Rahmadani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Seorang penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menghargai Setiap Suapan, Perjalanan menuju Pola Makan yang Lebih Seimbang

27 November 2024   13:10 Diperbarui: 27 November 2024   18:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lalu sebelum saya masuk ke perguruan tinggi, saya sering merasa lapar meskipun sudah makan dengan porsi yang besar. Saya lebih sering mengonsumsi makanan yang praktis dan cepat saji, terutama karena kesibukan saya sehari-hari. Saya ingin selalu mencicipi berbagai jenis makanan yang membuat saya lupa untuk makan makanan secukupnya. Suatu hari, saya menyadari tubuh saya mulai terasa berat dan kurang bertenaga. 

Saya juga merasa cepat lelah dan kurang fokus dalam beraktivitas. Berat badan saya juga naik secara signifikan serta pencernaan yang kurang baik. Saat itu saya memikirkan kondisi saya yang sering kali makan berlebihan.

Pada saat itulah saya teringat sebuah hadis yang sangat terkenal, yang berbunyi:

"Seorang anak Adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat membuatnya tegak. Jika ia harus makan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya." (HR. Tirmidzi)

Hadis ini membuat saya untuk kembali memikirkan bagaimana seharusnya saya mengatur pola makan. Saya menyadari bahwa makan secukupnya itu bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan kehidupan. 

Terkadang kita itu terlalu fokus pada kelezatan makanan tanpa memperhatikan apakah kita membutuhkan makanan tersebut atau tidak. Hal itu membuat saya lebih berhati-hati dalam mengatur porsi makan saya, dan akhirnya saya mencoba untuk makan dengan porsi yang lebih seimbang dan cukup.

Sejak itu, saya mulai menerapkan prinsip makan secukupnya. Saya berusaha untuk tidak makan berlebihan dan selalu memperhatikan porsi makan saya. 

Seperti dengan membiasakan diri untuk berhenti makan sebelum kenyang, sesuai dengan anjuran dalam hadis tadi yang menyebutkan bahwa perut hanya perlu diisi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara. Ketika saya melakukannya, saya merasa lebih bertenaga dan tubuh saya menjadi lebih ringan. Saya juga merasa lebih fokus dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Setelah saya menerapkan makan dengan porsi yang seimbang dan cukup serta mengonsumsi makanan yang seimbang  yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, manfaat yang paling saya rasakan dari makan makanan yang seimbang dan cukup adalah energi saya yang meningkat. 

Dulu, setelah makan berat, saya sering merasa mengantuk dan tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Tetapi, sejak saya mulai mengatur pola makan dengan lebih baik, saya merasakan perubahan yang signifikan.

Tubuh tidak hanya lebih sehat dan bertenaga, tetapi juga mental dan emosional saya yang lebih stabil, saya merasa lebih produktif, lebih bahagia, dan lebih bersemangat dalam sehari-hari. Kini, saya berusaha untuk terus menerapkan makan makanan yang sehat ini dalam kehidupan sehari-hari, agar tubuh dan pikiran saya tetap dalam kondisi optimal.

Hadis yang berbunyi "Makanlah secukupnya" mengandung pesan penting yang berkaitan dengan pola makan yang sehat dan tidak berlebihan. Hadits tersebut mengajarkan kepada umat Islam agar selalu menjaga keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam makan dan minum, menjaga kesehatan, serta memiliki rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama. Dengan makan secara secukupnya kita dapat menghindari kebiasaan berlebihan, menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian, menghindari keborosan, menjaga kesehatan fisik dan mental, pola hidup sehat dan juga makan secukupnya merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang diajarkan oleh Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun