Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Yang Mengajarkan

27 Desember 2024   11:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja yang Mengajarkan

Karya Sriyana Tantri

Ketika mentari mulai beranjak pulang,

Langit memintal cerita dengan benang terang,

Jingga menari di atas cakrawala,

eperti rahasia yang berbisik dari semesta.

Senja adalah jeda yang diam-diam bercerita,

Tentang luka yang sembunyi di balik cahaya,

Tentang rindu yang tak kunjung reda,

Dan harapan yang perlahan dilipat malam.

Lihatlah, bayang-bayang yang memanjang,

Adakah ia seperti mimpi yang kita damba?

Atau justru kenangan yang perlahan menghilang,

Tertelan waktu yang tak pernah bisa kita pinta?

Di batas langit, angin berhembus lembut,

Membawa aroma laut, hutan, dan gunung yang larut.

Di sana aku mendengar bisikan Tuhan,

Mengajarkan arti keindahan dalam kepergian.

Senja adalah perpisahan yang tak pernah luka,

Ia menari dengan elegan, tanpa air mata.

Mungkin ia ingin mengajarkan kita,

Bahwa segala yang indah pun harus rela tiada.

Namun, bukankah senja juga adalah awal?

Awal dari malam yang penuh gemintang,

Awal dari rembulan yang setia bersinar,

Awal dari doa-doa yang menggema di langit malam.

Aku duduk di sini, di bawah langit yang menyala,

Merenungi diriku yang kerap bertanya.

Apa yang tersimpan di balik kepergian senja?

Mungkin hanya jawaban bahwa aku harus menerima.

Wahai senja, aku menitipkan harapan,

Pada tiap lembayung yang perlahan tenggelam.

Bawalah pesanku pada mentari esok pagi,

Bahwa aku siap melangkah, meski hati masih sunyi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun