Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Utuh yang hancur

25 Desember 2024   22:38 Diperbarui: 25 Desember 2024   22:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

karya Yovi Artika

Pagi itu, matahari bersinar cerah seperti biasanya, namun Alisa merasa ada yang berbeda. Udara terasa lebih berat, seperti membawa firasat buruk yang sulit diabaikan. Alisa, seorang gadis berusia 17 tahun, tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Rumah itu bukan hanya tempat berteduh, melainkan juga saksi bisu perjalanan hidup mereka yang penuh liku.

Namun, semua berubah saat Alisa pulang dari sekolah. Rumah itu, yang selalu menyambutnya dengan kehangatan, kini hanya menyisakan tanah kosong. Tidak ada dinding, tidak ada pintu, tidak ada apapun. Hanya puing-puing berserakan di mana-mana. Seolah-olah rumah itu lenyap begitu saja tanpa jejak.

"Apa yang terjadi?" bisiknya sambil memandangi reruntuhan. Tetangganya hanya bisa menatap dengan rasa iba, namun tidak ada yang berani mendekat untuk memberikan penjelasan. Alisa merasa kakinya lemas, dunia seakan runtuh di depan matanya. Ayah, ibu, dan adik kecilnya? Di mana mereka?

Bab 2: Perjalanan Pahit

Hari-hari setelah itu menjadi mimpi buruk bagi Alisa. Ia mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa orang berkata rumahnya digusur oleh pihak berwenang tanpa pemberitahuan. Yang lain mengatakan keluarganya telah meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa karena ancaman. Namun, tidak ada yang bisa memberikan jawaban pasti.

Alisa menghabiskan malam-malamnya tidur di rumah teman atau di pinggir jalan. Ia membawa tas sekolahnya yang kini menjadi satu-satunya harta yang tersisa. Foto keluarganya yang berada di dompet kecil menjadi pengingat bahwa ia tidak sendirian, meskipun kenyataan berkata sebaliknya.

"Aku harus menemukan mereka," gumamnya sambil menatap bintang di langit. Tapi bagaimana? Dengan apa?

Bab 3: Pertemuan Tak Terduga

Di tengah keputusasaannya, Alisa bertemu dengan seorang wanita bernama Nia. Nia adalah seorang pekerja sosial yang kebetulan melihat Alisa menangis di taman kota. Setelah mendengar cerita Alisa, Nia memutuskan untuk membantunya.

"Kita bisa mulai dari kantor catatan sipil. Jika keluargamu pindah, pasti ada jejak administratifnya," kata Nia dengan penuh keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun