karya Amelia Theopilia
Indonesia ini luas banget,
bukan cuma daratannya,
tapi juga lautnya yang nggak ada ujungnya.
Laut kita ini seperti nyanyian,
yang melengking dari Sabang sampai Merauke,
membawa cerita tentang kehidupan,
tentang harapan,
dan juga perjuangan.
Laut itu bukan cuma air asin,
dia juga napas,
tempat hidup jutaan makhluk,
dan alasan kenapa negeri ini
disebut negeri maritim.
---
Bayangin kamu berdiri di tepi pantai,
saat matahari belum muncul.
Angin laut masih dingin,
ombak pelan-pelan menghapus jejak kaki di pasir.
Di kejauhan, perahu-perahu kecil mulai tampak.
Di atas perahu itu,
ada nelayan seperti Pak Karyo.
Dia nggak pernah kenal kata "libur".
Setiap hari, dia berangkat melawan ombak,
nggak peduli hujan,
nggak peduli badai.
Semua itu demi apa?
Demi membawa pulang ikan-ikan,
demi dapur yang terus ngebul.
Pak Karyo pernah cerita,
"Dulu, laut itu baik.
Ikan datang sendiri, tinggal jala aja.
Sekarang? Susah.
Harus jauh ke tengah,
kadang pulang cuma bawa harapan kosong."
Aku dengar ceritanya sambil bengong.
Gimana rasanya ya,
menggantungkan hidup sama laut
yang kadang ramah,
tapi kadang berubah jadi musuh?
---
Kita tahu,
di atas laut ada ombak,
ada perahu, ada manusia.
Tapi di bawahnya,
ada dunia lain yang nggak semua orang tahu.
Karang-karang warna-warni,
rumah ikan-ikan kecil.
Ada penyu yang berenang santai,
ada pari yang besar,
dan kadang, ada hiu yang bergerak anggun.
Tapi dunia indah itu mulai rusak.
Plastik-plastik mengapung di air,
tertelan penyu yang nggak tahu itu sampah.
Karang-karang hancur,
karena jaring besar yang dilempar sembarangan.
Laut kita mulai sakit,
dan yang bikin sakit itu siapa?
Ya, kita juga.
---
Laut Indonesia ini kaya banget.
Ada ikan, udang, kepiting,
dan bahkan minyak dan gas di dasar lautnya.
Tapi kekayaan ini sering nggak terasa.
Karena siapa yang menikmati?
Kadang bukan kita,
tapi orang-orang yang datang dari jauh,
mengambil apa yang bukan miliknya.
Kapal-kapal asing sering masuk,
curi ikan dari laut kita.
Nelayan kecil seperti Pak Karyo
cuma bisa gigit jari,
karena mereka kalah besar,
kalah canggih.
Tapi meski begitu,
nelayan kita tetap bertahan.
Dengan perahu kecil dan jala tua,
mereka tetap melaut,
karena laut adalah hidup mereka.
---
Meski cerita tentang laut sering penuh luka,
masih ada harapan di sana.
Anak-anak muda mulai bergerak,
bersihkan pantai dari sampah,
tanam karang buatan di dasar laut.
Mereka tahu,
kalau bukan sekarang,
kapan lagi?
Dan nelayan seperti Pak Karyo,
mereka tetap percaya,
kalau laut ini akan kembali baik,
kalau kita semua mau menjaganya.
---
Laut itu bukan cuma tentang ikan,
bukan cuma tentang ombak.
Laut adalah napas negeri ini,
adalah masa depan kita.
Jadi, mari kita jaga,
mulai dari hal kecil.
Buang sampah di tempatnya,
kurangi plastik sekali pakai,
dan ajari anak-anak kita
tentang pentingnya laut.
Karena laut kita luas,
ceritanya panjang,
dan harapannya besar.
Semoga kita nggak pernah lupa,
kalau laut ini bukan cuma milik kita,
tapi juga milik generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H