Mohon tunggu...
Haliza Chafifatun Nisa
Haliza Chafifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - haliza chafifah

nobody's perfect

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengemas Rasa Pelipur Lara

3 Maret 2022   17:16 Diperbarui: 3 Maret 2022   17:20 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibuku sangatlah sayang adil kepada anak anaknya. Setiap beli sesuatu, beliau pasti membelikan semua untuk anak anaknya. Dan setiap anak anaknya melakukan kesalahan beliau tidak pernah marah melainkan menasehatinya. Beliau selalu memanjakan anak anaknya, setiap yang diinginkan pasti diturutin. Bahkan meskipun anak anaknya tidak meminta beliau pasti tahu dan membelikan sesuatu yang diinginkan anak anaknya.

Saya akan cerita sedikit tentang kesabaran ibuku. Suatu hari saya membeli barang online yang harganya lumaayan tidak murah dan ternyata saya kena tipu dan saya cerita kepada ibu, yang tidak saya sangka beliau mau menggantikan uangku itu yang kena tipu padahal saya hanya cerita dan tidak mau meminta uang untuk menggantikannya.

Pernah juga saya memecahkan barang yang menurut saya itu tidak biasa, disaat ibu mengetahuinya beliau bertanya "kenapa ini?" dan saya mengaakui kalau saya yang memeecahkannya tapi beliau tidak memaraahi saya melainkan tertawa "kok bisa sih"...

Saya langsung lega karena ibu sudah mengetahuinya. Ibuku tidak pernah memarahi anak anaknya. Dengan hal itu membuat anak anaknya patuh terhadapnya dan tidak berani melakukan hal hal yang bisa membuatnya kecewa.

Ibu mendidik anak anaknya agar menjadi orang yang disiplin, tepat waktu, suka kebersihan dan sabar.

ibuku sangat suka dengan kebersihan. Jika rumah ada kotor sedikit saja, beliau tidak suka dan langsung membersihkannya, dan tidak suka dengan barang yang berantakan. Dengan itu menjadikan rumah selalu bersih dan rapi tidak pernah kotor. Selama saya kuliah saya selalu kepikiran ibu karena harus membersihkan rumah sendiri, akan tetapi sekarang sudah ada yang membantu ibu jadi, beliau tidak terlalu capek untuk membersihkan rumah dan menjaga toko.

Ibuku hobi memasak. Beliau bisa masak semua makanan . Dan paastinya masakan beliau enak tidak pernah membosankan. Saking hobinya memasak beliau hampir membeli semua peralatan dapur.

Semua kebiasaan ibu turun ke anaknya. Saya sangat bangga punya ibu seperti ibuku. Beliau tidak pernah mengelu sekalipun cobaan berat menimpanya. Beliau tidak pernah menunjukkan kesedihannya kepada anak anaknya. Beliau selaalu happy di depan anak anaknya. Kata kata yang sampai detik ini saya ingat adalah beliau pernah berkata "saya akan bahagia jika melihat anak anakku bahagia, dan saya bersedih jika melihat anak anakku bersedih".

Tak hanya harta dan waktu, ibu juga mengorbankan jiwa dan raganya untuk anak anaknya. Setiap ibu pasti ingin yang terbaik untuk anak anaknya. Beliau selalu mementingkan anak anaknya dibanding dirinya sendiri. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita sebagai seorang anak harus menghormati ibu dengan tutur kata yang baik dan sopan, jangan sampai pernah membentaknya bahkan membuat hatinya terluka, karena perjuangan beliau sangatlah tulus kepada anak anaknya.

Kasih sayang seorang kekasih bisa luntur dengan berjalannya waktu, namun kasih sayang seoraang ibu tidak pernah luntur kepada anak anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun