Mohon tunggu...
lisa Halisa
lisa Halisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Apoteker dan Farmasi di Era Revolusi 4.0

7 April 2019   05:05 Diperbarui: 7 April 2019   05:09 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...............

Haii teman-temanku dan para pembaca kompasiana perkenalkan nama saya halisa dari fakultas farmasi universitas hasanuddin yang sedang menjalani proses pelatihan dasar kepemimpinan fakultas farmasi.

Apa kah kalian tau tentang peran Apoter di era yang sekarang ini ? pasti belum kan... hehehe.

Okay, sekarang saya akan membahasnya secara singkat dan jelas.

Disini saya akan membahas tentang peran Apoteker di era revolusi 4.0 . Sebelum masuk ke peran Apoteker di era revolusi saya akan terlebih dahulu membahas apa itu farmasi.

Pasti yang kalian dengan tentang Farmasi adalah yang pempelajari tentang meracik obat-obatan atau membuat obat. Eitss... kalian agak keliru tentang pengertian tersebut, bahwa yang sebenarnya di farmasi kita belajar tentang mengenai struktur senyawa obat dan cara sintesisnya dan kemudian mengolahnya menjadi obat yang layak dikonsumisi oleh masyarakat. Kita juga harus mengetahui bagaimana pengggunaan obat-obatan tersebut secara aman dan tidak semudah yang dipikirkan yaitu membuat "obat". Mengapa kita harus memilih jurusan farmasi? Karena difarmasi itu seru loh, because saat belajar difarmasi kita dapat mengetahui penyebab dari suatu penyakit dan dapat menganalisis obat yang tepat, serta mengetahui bagaimana cara kerja obat tersebut dan mekanisme obat didalam tubuh itu sendiri apakah dia melalui Gastrointestinal (system pencernaan) atau secara lokal.

Prospek kerja jurusan farmasi tidak akan pernah ada matinya. Bahkan akan terus berkembang seiring waktu, sebab penyakit pun ikut berkembang dan membutuhkan penanganan yang tepat, dan farmasi juga tidak hanya bikin obat-obatan. Farmasi juga dapat membikin produk seperti suplemen makanan dan kosmetik. Suplemen yang kita atau krim wajah, body lation, dan sun block yang kita pakai sehari-hari diracik oleh anak farmasi.

Kita sudah mengetahui apa itu farmasi, sekarang saya lanjut membahas peran Apoteker di era revolusi 4.0. Sebelum terlalu jauh membahas peran Apoteker di era revolusi 4.0, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa sih itu Apoteker?

Yah, yang kalian tau apoteker itu berjas putih yang hampir mirip dengan dokter sih, tapi yang membedakan apoteker dengan dokter yang paling umum yaitu segi berpakaiannya, apoteker itu berjas putih tulang, sedangkan dokter berjas putih bersih dan proses belajarnya juga berbeda, apoteker belajar tentang mekanisme obat dalam tubuh, tetapi dokter belajar anatomi tubuh manusia seperti organ-organ dalam tubuh.

Sekarang saya akan menjelakan tentang apoteker, so simak baik-baik yah

Jadi, apoteker itu seseorang yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker dan melulusi sarjana S1 dengan gelar apoteker yaitu S.Si Apt. untuk menjadi Apoteker tidak lah mudah walaupun hanya 1 tahun tetapi, prosesnya sangat cukup menguras tenaga dan pikiran. 

Nah, sekarang saya akan membahas peran Apoteker di era  revolusi 4,0.

Peran apoteker terbagi 2 yaitu :

Pada farmasi komunitas, apoteker berperan sebagai orang yang dipandang memiliki banyak pengetahuan tentang obat seperti:

Apoteker memiliki tanggung jawab terhadap obat yang tertulis didalam resep. Apoteker merupakan konsultan obat bagi dokter maupun pasien yang memerlukannya. Apoteker harus mampu menjelaskan tentang obat yang berguna bagi pasien, karena dia mengetahui tentang :

Cara menggunakan dan meminum obat.

Efek samping yang timbul jika obat dipakai.

Stabilitas obat dalam berbagai kondisi.

Dosis obat yang digunakan.

Rute penggunaan obat.

Apoteker memiliki tanggung jawab yang penting terhadap penjualan obat bebas terhadap pasien.

Pada industry farmasi. Peran apoteker diindustri farmasi yaitu :

Menjadi anggota penelitian dan pengembangan (Litbang) atau R&D (Research and Development).

Bertugas dibagian produksi farmasi.

Bertugas dibidang informasi ilmiah dan masalah perundang-undangan farmasi.

Bertugas dibidang promosi, informasi, dan pelayanan obat.

Bertugas dibidang penjualan (sales) dan pemasaran (marketing) obat.

Keberadaan apoteker diapotek tidak hanya terkait dengan permasalahan obat, apoteker juga dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilakuagar dapat menjalankan profesi secara professional dan berinteraksi langsung dengan pasien, termasuk pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien yang membutuhkan. Apoteker juga harus memahami dan mengert serta menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan, mengidentifikasi, mencegah, mengatasi masalah farmakoekonomi, dan farmasi social.  

Sekarang, membahas tentang apoteker sebagai penanggung jawab produksi !!!

Penanggung jawab produksi atau kepala bagian produksi/maneger produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman yang praktis paling sedikit 5 tahun bekerja dibagian produksi pabrik farmasi, memiliki pengalaman dan pengetahuan dibagian pembuatan obat dan perenncanaan produksi, pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat, penguasan bahasa asing yang baik, serta keterampilan dalam kepemimpinan yang dibuktikan dengan adanya sertifikasi lembaga yang ditunjuk. Apoteker juga sebagai penanggung jawab pengawasan mutu quality control . Pengawasan mutumerupakan bagian yang penting dari CPOB untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitik yang dilakukan di laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujiaan bahan awal.

Dokumentasi dan prosedur dan pelulusan yang dapat diterapkan bagian pengawasan mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan telah dilakukan sebelum bahan digunakan dalam produksi dan produk disetujui seblum didistribusikan. Personil pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk melakukan pengambilan sampel dan penyelidikan bila diperlukan.

Peran dan fungsi apoteker di rumah sakit, Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, menbantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang akan timbul, mencegah dan mengendealikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.Apoteker juga harus dapat melaksanakan fungsinya sebagai clinical pharmacist, harus mendampingi para  dokter sebagai sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat dan menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan pengawasan supaya pengobatan yang dilakukan para dokter tetap rasional.  Meningkakan upaya kesehatan seperti sarana kesehatan yang bermutu, jangkuan dan cakupan pelayanan kesehatan, penggunaan obat generic dan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan, penggunaan obat secara rasional, Pemanfaatan pelayanan promotif dan prenventi, biaya kesehatan di kelola secara efesien dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pelaksanaan praktek apotek yang baik diperlukan keterlibatan langsung apoteker dalam menyalurkan obat-obat dengan mutu yang terjamin, memberikan informasi tentang obat , dan membantu monitoring efek dari obat. Tujuan pengembangan apoteker di era revolusi 4.0 adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar peningkatan kesehatan masarakat dapat terwujudkan yang akan ditandai dengan perilaku masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang dapat dilihat dari lingkunganya yang bersih dan sehat. Sebagai seorang farmasis, kita memiliki peran yang sama pentingnya mewujudkan farmasis, yang bekerja sama dengan dua sector kesehatan lainnya, yaitu dokter dan perawat yang harus menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Peran seorang farmasis memang tidak bias lepas dari obat-obatan, namun pada zamaman sekaran, seorang farmasi harus memiliki kompoten dalam melakukan pelayanan kesehatan. Farmasis atau apoteker yang selama ini selalu diasosiasikan dengan penjualan obat-obatan harus bekerja keras untuk mengubah pola piker atau mindset masyarakat tentang seorang farmasis dituntut untuk dapat menjadikan apotek sebagai tempat konsultasi obat-obatan, dimana seorang apoteker melayani konsumen dengan memberikan diagnose dari kekeluhan konsumen dan memutuskan obat yang cocok untuk konsumen. 

Farmasis atau apoteker jugan dituntut untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran atas ilmu yang ia miliki, karena bukanlah tidak mungkin jika seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi namun tidak memiliki nilai-nilai kejujuran maka yang ada hanyalah membawa  bencana. Mengapa dikatakan demikian? Karena saat ini penyalahgunaan obat-obatan tidaklah pernah habis menjadi bahan perbincangan dan sudah merupakan kasus yang "mewaabah" di Indonesia.Hal ini akan menjadi penghalang.  Selain dibutuhkannya penaman nilai-nilai moral dari seorang farmasis agar dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang betapa pentingnya kesehatan dan bahanyanya obat-obatan terlarang.  Sementara yang biasa dilakukan oleh seorang farmasis  selanjutnya adalah bekerja sama dengan dengan sector-sektor kesehatan lainnya, dan farmasi dituntut untuk dapat melakukan pekerjaan sinergis bersama dokter dan perawatan agar tercapai tujuan yang diinginkan. Karena jika ingin berkaca di luar negri disana farmasi memiliki tingkatan yang bias dikatakan sejajar dengan dokter, yang dimana di Indonesia kesadaran masyarakat akan pentingnya farmasis masih kurang.

Tanggung jawab seorang Apoteker dan farmasisn yaitu untuk melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka pemiliharan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat dan tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Menjaga rahasia kefarmasian di industry farmasi dan di apotek yang menyangkut prduksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasian pasian.

Nah sekarang kita masuk sejarah revolusi 4.0 !!!

Sejarah revolusi dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0  yang ditandai dengan mekanisme produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 ditandai dengan dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. 

Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 .  

Industri 4.0  yang sebagai mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidak pastian  global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat. 

Tantangan industri 4.0 membutuhkan revitalisasi sistem pembelajaran yang meliputi: kurikulum dan pendidikan karakter, bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan, penyelarasan dan evaluasi. Penguatan dari berbagai elemen membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era industri 4.0 . Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah gerakan literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser gerakan literasi lama. 

Nah itulah penjelasaan singkat dari saya tentang peran apoteker dan farmasis di era revolusi 4.0 . Mohon maaf apabila ada kesamaan kata atau kesalahan dalam penulisan. Adapun Kata motivasi  dari saya yaitu "Janganlah pernah menyerah ketika anda masi mampu beusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai anda berhenti mencoba. Sekian dan terimasih.  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun