Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkuat Daya Tahan Perempuan dari Jerat Narasi Radikalisme

27 April 2024   10:50 Diperbarui: 27 April 2024   10:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan mempunyai peranan yang sangat vital dalam lini apapun, khususnya di lingkungan keluarga. Keberadaan ibu mempunyai pengaruh penting dalam tumbuh kembangnya anak. Peranan perempuan dalam dunia kerja, juga tak bisa dianggap sebelah mata. Emansipasi yang digalakkan RA Kartini, pelan-pelan mulai membuahkan hasil. Saat ini banyak sekali para pemimpin perempuan, yang mulai muncul dan terbukti mampu menunjukkan hasil yang lebih baik.

Karena peranannya yang sangat vital tersebut, para perempuan diharapkan bisa mempunyai literasi yang kuat. Penguatan literasi ini penting agar perempuan menjadi pribadi yang Tangguh, yang tidak mudah terprovokasi informasi menyesatkan. Perempuan yang kuat literasi, akan bisa memahami segala informasi secara utuh dan obyektif.

Para perempuan juga harus membekali diri dengan pemahaman agama yang kuat. Hal ini penting karena saat ini banyak informasi menyesatkan terkait agama. Kelompok intoleran terus menyebarluaskan informasi menyesatkan, yang dibenturkan dengan sentimen agama. Bahkan tak jarang mereka juga menyusupkan sentimen kebencian di dalamnya. Karena pemahaman agamanya kurang, ditambah literasi yang lemah, akhirnya mereka mudah terprovokasi.

Akibatnya, amarah tersebut dilampiaskan dengan menyebarkanluaskan informasi yang salah. Sharing tanpa melakukan saring terlebih dulu, menjadi kebiasaan yang banyak dilakukan oleh semua orang. Tak terkecuali para ibu-ibu yang aktif di media sosial. Bahkan dalam kondisi yang lebih ekstrim, Upaya kelompok radikal untuk menarik perempuan di dalam aktifitas radikalisme, juga masih di media sosial.

Perempuan juga harus mempunyai pemahaman nasionalisme yang benar. Harapannya agar tidak mudah terpecah belah. Karena seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara kesatuan. Sentimen SARA yang menguat di media sosial, bisa berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah terjalin sejak dulu. Biar bagaimanapun menjaga persatuan dan kesatuan, merupakan kewajiban semua orang.

Karena itulah, penting untuk memperkuat daya tahan perempuan, agar tidak terpengaruh narasi-narasi yang menyesatkan. Ingat, perempuan mempunyai peranan yang sangat vital. Perempuan mempunyai pengaruh yang cukup kuat bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dengan fondasi yang kuat, perempuan justru bisa menjadi benteng terdepan untuk mencegah masuknya bibit menyesatkan.

Jika daya tahan perempuan tersebut tidak ditingkatkan, tentu pengaruh terpaparnya bibit radikalisme dan intoleransi semakin terbuka. Apalagi perempuan masuk dalam kategori yang rentan. Apalagi ketika perempuan tinggal di lingkungan yang banyak tuntutan harus ini atau itu, semakin membuat perempuan tidak bisa mengaktualisasikan dirinya. Perempuan harus mempunyai kesempatan yang sama dengan pihak-pihak lain. Perempuan tidak boleh menjadi pihak yang pasif. Mari menjadi pribadi yang kuat, agar bisa menjadi benteng yang kuat bagi keluarga dan lingkungan. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun