Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan, Mari Bangun Masyarakat Inklusif dan Toleran

17 Maret 2024   12:31 Diperbarui: 17 Maret 2024   12:37 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan - www.islamicity.org

"Ramadhan tiba, Ramadhan tiba, Marhaban Ya Ramadhan..." 

Begitulah penggalan syair yang biasa dilafalkan kebanyakan orang ketika memasuki bulan Ramadhan.

Segala ekspresi diperlihatkan oleh orang-orang dalam menyambut bulan Ramadhan. Ada yang biasa aja, ada yang gembira, mungkin juga ada yang merasa sebaliknya. Semua itu berlandaskan pondasi yang dibangun untuk melihat ramadhan itu sendiri, baik pengetahuan, pengamalan, juga pengalaman spritualitas yang dirasa. Meski terdapat perbedaan penyambutan, namun dapat dikatakan mayoritas perilaku umat Islam menjadi lebih baik di bulan Ramadhan, mungkin karena tidak ingin jika melakukan sebuah dosa akan diganjar berkali lipat sama seperti ketika melakukan kebaikan yang akan dilipatgandakan pahalanya.

Ramadhan sendiri bagi mayoritas umat Islam adalah kebahagiaan. Bagi muslim yang hakiki, kedatangan ramadhan adalah sebuah anugerah yang Allah SWT berikan, ia ibarat tamu agung yang ditunggu kehadirannya. Ibarat kata sang empunya rumah sudah bergegas sejak jauh-jauh hari mempersiapkan rumah dan seisinya. Bulan Ramadhan identik dengan ibadah puasa karena di bulan itulah Allah SWT memerintah umat Muslim untuk berpuasa; "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 183)

Puasa, melalui ibadah itu kita dapat melatih mengelola diri, menahan hawa nafsu, keinginan, serta kenyamanan. Kesabaran dan keikhlasan serta pengelolaan diri saat melaksanakan puasa dapat menempa kita memiliki jiwa yang kuat, tangguh, dan welas asih. Mereka yang berhasil ditempa akan mengalami transformasi pribadi maupun sosial, tidak sebatas menjalankan ritual ibadah semata.

Praktek ibadah puasa di bulan Ramadhan amat moderat, meskipun wajib namun dapat disesuaikan kemampuan manusia sebab ada keringanan (ruksah/moderat) dalam beribadah. Ibadah puasa merupakan tapak tilas ajaran Nabi terdahulu untuk menggapai ketakwaan di sisi Allah SWT, ia sejalan dengan ajaran Islam "ummatan wasthan/wasathiyah" dan "khaira ummatin", yaitu umat moderat dan umat terbaik, menjadi wasit dalam menyampaikan dan mempraktekkan risalah Islam secara baik, adil, bijaksana sehingga mudah diterima oleh umat. Hal tersebut sesuai dengan pesan kenabian Nabi Muhammad SAW "Sesungguhnya aku diutus dengan cara yang lembut" bilhikmah. Jika ajaran agama saja moderat, kenapa praktek beragama harus ekstrem?

Nilai moderasi dalam ibadah puasa tidak hanya dapat dirasakan dari klasifikasi standar kesanggupan bagi seseorang yang menjalankannya, melainkan juga adanya tawaazun, yaitu adanya keseimbangan antara ibadah dan muamalah, nilai ibadahnya jelas perintah bagi orang yang beriman, sedangkan nilai muamalahnya adalah menanamkan nilai keseimbangan rasa dengan para fakir miskin.

Ramadhan dengan dilipatgandakan ganjaran berbagai amalan di dalamnya seakan menjadi jalan tol untuk mencapai ketakwaan. Masjid yang biasanya sepi pun banyak yang menjadi ramai. Naiknya antusias beramal di bulan Ramadhan menjadi pemandangan yang lumrah dijumpai. Selain termotivasi dengan besarnya pahala beramal di bulan itu, momentum juga ikut memberi pengaruh pada masyarakat.

Fenomena tersebut merupakan sebuah kebaikan. Sayang jika amalan tidak dilanjutkan. Keberhasilan ibadah puasa adalah meraih derajat takwa, orang yang berhasil mencapai takwa, tentu tidak akan melewatkan membuat perencanaan amalan saat bulan Ramadhan berlalu. Muslim yang sempurna adalah mereka yang senantiasa menjaga amalan mereka, terutama amalan setelah bulan Ramadhan.

Mari kita jadikan momentum Ramadhan ini untuk membangun masyarakat yang inklusif, damai dan toleran. Semoga semangat melakukan segala kebaikan dan berbagi serta peningkatan amal ibadah lainnya dapat terjaga kesinambungannya sampai bertemu Ramadhan berikutnya...Aamiin...Wallahu A'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun