Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Terprovokasi, Jihadlah ke Jalan yang Benar, Bukan Meledakkan Diri

18 Desember 2022   09:40 Diperbarui: 18 Desember 2022   09:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata jihad seringkali dimunculkan oleh kelompok intoleran untuk memprovokasi masyarakat. Seringkali disalahartikan untuk kepentingan tertentu. Hal ini seringkali dilakukan oleh kelompok intoleran untuk melakukan pembenaran yang mereka lakukan. Contoh kecil adalah praktek diskriminasi kepada kelompok minoritas dianggap bagian dari perjuangan menegakkan agama atau jihad. Bahkan, praktek meledakkan diri di kantor polisi atau lokasi publik lainnya, juga dimaknai sebagai jihad. Sungguh sangat ironis. Dalam agama padahal tidak pernah ada yang mengajarkan untuk melakukan diskriminasi apalagi meledakkan diri.

Beberapa waktu lalu, ketika terjadi aksi teror di Polsek Asta Anyar, Bandung, pelaku kembali melakukan aksi provokasi dengan pesan yang ditinggalkan. KUHP dimaknai sebagai produk syirik dan kafir. Ini artinya pemerintah juga dianggap sebagai thogut. Karena itulah bentuk memerangi yang mereka lakukan dengan cara meledakkan diri. Sementara meledakkan diri disalahartikan sebagai upaya menegakkan agama. Mari kita berpikir logis. Dimana letak perjuangannya? Dimana unsur kebaikannya? Ajaran agama tidak pernah menganjurkan hal-hal yang tidak baik.

Seringkali jihad disalahtafsirkan dengan perang. Apalagi ketika kemerdekaan pernah keluar resolusi jihad, untuk melawan panjajah Inggris yang akan masuk ke Surabaya ketika itu. Tidak sedikit resolusi tersebut ditafsirkan tanpa melihat konteks sekarang ini. Kenapa ketika itu resolusi jihad dikeluarkan? Karena manusia pada dasarnya dilahirkan sebagai seorang yang merdeka? Dan kemerdekaan merupakan hak semua orang apapun itu agamanya. Ketika kemerdekaan itu dirampas, sejatinya menyalahi apa yang sejatinya telah diberikan Tuhan.

Nah, kalau meledakkan diri ini dimanai sebagai jihad, apa dasarnya? Tuhan tidak pernah menganjurkan kepada setiap manusia untuk meledakkan diri. Kita beribadah pun juga bagian dari jihad. Kita bekerja untuk menafkahi anak dan istri, juga bagian dari jihad dalam konteks sekarang ini. Karena itulah, jadilah pribadi yang logis dan cerdas. Jangan menangkap secara mentah-mentah, hal-hal yang telah disebarluaskan oleh kelompok radikal.

Ingat, banyak kelompok radikal terus memberikan provokasi yang menyesatkan dengan mendistorsi ayat-ayat suci. Tidak ada yang salah dengan ayat suci tersebut. Yang salah adalah penyalahtafsiran seseorang terhadap ayat tertentu, yang kemudian disebarluaskan ke semua orang. Dan tak jarang disusupi sentimen SARA, seperti mayoritas muslim Indonesia terancam oleh minoritas. Akibatnya kelompok yang merasa mayoritas, diprovokasi melakukan diskriminasi terhadap minoritas. Dan praktek itulah yang masih terjadi hingga saat ini di beberapa daerah.

Tidak hanya itu. Tidak jarang pelabelan sesat, kafir atau thogut, juga dengan mudah dilakukan oleh kelompok radikal tersebut. Dan ketika lebel itu telah ditempelkan ke seseorang atau kelompok tertentu, maka jihad yang salah itulah yang kemudian dilakukan. Jika kita berpikir secara logis, bentuk diskriminasi atau perbuatan intoleransi apapun itu, bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama manusia, semestinya kita tidak saling menyakiti. Jika tubuh kita merasa sakit jika disakit, semestinya kita tidak saling menyakiti orang lain. Apapun itu alasannya. Semoga ini bisa jadi renungan bersama. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun