Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Adha, Momentum untuk Memotong Ego dan Kebencian

10 Agustus 2019   17:11 Diperbarui: 10 Agustus 2019   17:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
daging qurban - http://kabarsurabaya.com

Menyembelih hewan qurban merupakan tradisi seluruh umat muslim di seluruh dunia ketika memasuki hari raya Idul Adha. Dibalik tradisi menyembelih hewan qurban ini, ada sebuah pesan yang sangat kuat nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya adalah menumbuhkan rasa saling peduli antar sesama. Dengan meningkatkan kepedulian, maka egoism yang mungkin masih ada dalam diri kita, atau kebencian yang masih belum hilang lantaran terprovokasi ujaran kebencian, pelan-pelang bisa menghilang.

Menghilangkan ego dan kebencian dalam diri harus menjadi keseriusan bersama. Menggangti kebencian dan pesan damai harus dilakukan oleh siapa pun. Seperti kita ketahui, dunia maya saat ini masih banyak sekali dipenuhi pesan-pesan kebencian. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang mudah marah hanya karena informasi yang belum tentu kebenarannya. Bahkan ada yang berani melakukan persekusi, tanpa melakukan literasi. Tidak sedikit masyarakat yang merasa benar, dengan tetap mengedepankan ego pribadi atau kelompok. Mayoritas merasa berkuasa, sementara minoritas terus terdiskriminasi.

Nah, Idul Adha bisa kita jadikan momentum, untuk menghilangkan sifat negatif tersebut. Kita tinggal di negara yang dipenuhi kemajemukan. Kita tinggal di negara yang kaya akan adat istiadat, budaya, bahasa dan agama. Semuanya tinggal jadi satu dalam rumah yang disebut Indonesia. Bayangkan, jika dalam rumah yang sama, penghuninya saling menghakimi, saling mencaci, saling persekusi, ataupun melakukan tindakan intoleransi lainnya. Tentu kondisinya akan tidak mengenakkan.

Bayangkan pula, jika dalam sebuah rumah ada kerukunan, semua orang saling menghargai, saling peduli dan tolong menolong antar sesama, tentu suasananya akan menyejukkan. Penghuninya tidak saling curiga, karena komunikasinya berjalan dengan baik. Penghuninya tidak saling cari dan menebar kebencian, karena mereka saling mengasihi dan menghargai sat dengan yang lainnya.

Pesan-pesan yang terkandung dalam idul adha ini adalah mengajarkan kita untuk terus saling berbagi antar sesama. Nabi Ibrahim mengajarkan betapa pentingnya untuk saling berbagi. Beliau siap mengorbankan segala harta yang dimilikinya. Beliau juga bersedia mengorbankan anak yang dicintainya, Nabi Ismail untuk dikorbankan. Segala harta dan kekayaan yang kita miliki di dunia ini, pada dasarnya adalah hanyalah bersifat sementara. Jika Tuhan meminta, maka kita pun wajib memberikannya termasuk apa yang kita cintai.                                                                                                       

Ketika kita memberikan apa yang kita cintai, kita juga dituntut untuk menjadi pribadi yang dewasa. Salahs satu dewasaan yang dituntut adalah menghjilangkan segala bentuk ego dan kebencian dalam diri. Karena itulah, dalam momentum Idul Adha ini, mari kita belajar menghilangkan segala bentuk ego dan kebencian dalam diri. Karena ego dan kebencian ini bisa memicu menguatnya bibit radikal dan intoleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun