Mohon tunggu...
Muhammad Halim
Muhammad Halim Mohon Tunggu... -

suka dunia pendidikan, suka dunia traveling, suka dunia seru-seruan, suka film, tap gak suka korupsi... suka nyebarin ideologi baru Halimisme.. hati-hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapan Saya Bisa Percaya kepada Pemerintah

13 Juni 2011   04:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

saya fikir ini adalah opini dari saya pribadi terserah anda mengatakan ini tulisan koq mirip opini atau koq mirip curhat karena perbedaanya cukup tipis, jadi apabila ada seseorang yang merasa tersinggung atau merasa tidak nyaman maka adukan saja saya ke pengadilan, tidak apa-apa tidak masalah karena memenjarakan saya yang seorang mahasiswa itu lebih mudah daripada harus memenjarakan Nazarudin, Nunun atau koruptor lain. yah susah memenjarakan mereka, karena mereka apabila ditangkapa maka "raja negara" ini juga akan merasa tersinggung, meskipun beliau sudah memberikan instruksi untuk ditangkap. namun juga kahirnya tidak tertangkap.

saya cemburu kepada andi nurpati dan Andi malaranggeng yang langsung dibela mati-matian oleh presiden ketika ada sms nyasar yang bercerita tentang keburukan dia,  sementara saya melihat kondektur kopaja digebukin habis-habisan oleh penumpang yang sewenang-wenanang, tidak ada yang membelanya, bahkan sayapun yang melihat langsung di depannya tidak dapat berbuat apa-apa.  lalu siapa yang akan membela kondektur tadi? atau mungkin siapa yang akan membela pedagang kaki lima yang digusur? atau mereka memang tidak layak dibela karena tidak memberikan keuntungan sedikitpun, karena di negara kita siapa yang menguntungkan maka dia akan dibela.

dan akhirnya sayapun tidak lagi percaya kepada polisi di negara ini, entah kenapa sebelum kompas beberapa hari yang lalau membahasa tenatang wibawa kepolisian yang terus melorot dan anjlok di tengah ketidak becusan dan keseriusan mengakkan hukum di negeri ini, saya sudah merasakan jauh-jauh hari atau andapun juga demikian. jujur saya merasa tidak aman berjalan di negeri ini, penuh dengan ancaman dan intimidasi, terakhir saya dipukul copet yang juga merangkap preman di depan pintu masuk terminal purabaya (surabaya) meskipun itu hanya berjarak  tidak sampai 100 m dari kantor polisi,  untung saya jago silat :-p meskipun harus cedera di wajah saya.  negara sudah tidak aman jalan-jalan di negera ini sudah tidak dapat menjamin kemanan bagi para warganya. kita juga tidak mungkin mempersenjatai diri kita dengan senjata tajam ataupun senjata api karena kitapun akan ditangkap oleh polisi, teman saya membawa celurit untuk dijadikan pajangan hias saja mereka harus bayar 10.000.000 kepada polisi karena tanpa senagaja terjebak razia. lalu bagimana kita menajga diri kita sementara polisi tidak mampu menjaga diri kita.

mau mengadukan kepada pengadilan ah itu juga tidak mungkin, hari ini yah tepat hari ini dimana tulisan ini saya buat (13/6), Kompas dengan terang-terangan menyampaikan bahwa masih banyak masalah di dalam penegakan hukum di negeri kita, banyaknya jaksa yang ditangkap karena terganjal kasusu suap. terakhir mungkin kasus hakim syarifudin yang membebaskan Gubernur bengkulu Agusrin najmudin, entah bagaimana caranya dia bisa bebas, coba bayangkan diri anda yang mungkin tidak memiliki kekuatan apapun baik dana maupun posisi maka siap-siapa anda akan dijebloskan kedalam penjara. maling semangka saja yang mencuri karena kelaparan langsung masuk dengan lancar ke bui, mungkin benar di negara ini apabila anda ingin mencuri maka curilah sesuatu  yang besar saja .

kapan rakyat akan merasa aman dan merasa dilindungi di negeri ini,  kapan anda berjalan sambil membawa uang puluhan juta dan anda merasa aman?  atau yang benar dibenarkan dan yang salah maka akan disalahkan.? atau mungkin hal itu akan terjadi apabila saya sudah wafat, atau mungkin SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU yang diramal oleh ronggo warsito itu tidak akan pernah muncul?

dan akhirnya rakyat tidak memiliki kepercayaan kepada negeri ini, kepada indonesia, bukan karena indonesianya namun karena pejabat dan pemangku jabatan yang mengatakan kalau dia bertanggung jawab kepada negeri ini. namun ketika ditanya apakah masih ada harapan utnuk membangun negeri ini? maka saya jawab iyah masih ada. negara ini masih bisa diperbaiki dan masih bisa dibangun. entah kapan atau mungkin sekarang.

(mentengraya58 11.55 WIB )

.....Ada apa dengan kalian?

Demi menjaga tubuh dan perut kaum beriman dari virus keharaman
Kalian teliti dengan cermat semua barang dan makanan
Bumbu penyedap, mie, minyak, sabun, jajanan.
Rokok dan berbagai jenis minuman
Alkohol, minyak babi dan nikotin adalah najis dan setan
Yang mesti dibasmi dari kehidupan
Untuk itu kalian
Tidak hanya berkhotbah dan memasang iklan
Bahkan menyaingi pemerintah kalian
Menarik pajak produksi dan penjualan
Dan agar terkesan sakral
Kalian gunakan sebutan mulia, label halal

Tapi agaknya kalian melupakan setan yang lebih setan
Najis yang lebih menjijikkan
Virus yang lebih mematikan
Daripada virus alkohol, nikotin dan minyak babi
Bahkan lebih merajalela daripada epidemi

Bila karena merusak kesehatan, rokok kalian benci
Mengapa kalian diamkan korupsi yang merusak nurani
Bila karena memabokkan, alkohol kalian perangi
Mengapa kalian biarkan korupsi
Yang kadar memabokkannya jauh lebih tinggi?
Bila karena najis, babi kalian musuhi
Mengapa kalian abaikan korupsi
Yang lebih menjijikkan
Ketimbang kotoran seribu babi

Ada apa dengan kalian?

Kapan kalian berhenti membanguan kandang kandang babi
Di perut dan hati kalian dengan merusak kanan-kiri?
Sampai kalian mati dan dilaknati?

(ada apa dengan kalian - Gus Mus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun