Mohon tunggu...
Iry Susanty
Iry Susanty Mohon Tunggu... -

MUSLIMAH HAMBA ALLAH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog dalam Sistem Ekonomi Kapitalisme

14 November 2014   01:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus naik dan terus. Jawaban pakar ekonomi cukup "Udah biarin aja." yang kemudian diamini oleh pemerintah dengan diam.

Ini bukan menyindir, bukan pula nyinyir, tapi memang begitu yang terjadi.

Negara kita, menganut sistem ekonomi kapitalisme. Dimana semua permasalahan ekonomi diselesaikan melalui mekanisme pasar bebas. Pasar bebas, jadi pemerintah membebaskan keadaan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Cabe yang mahal, jika terus mahal, maka petani berlomba-lomba memproduksi cabe. Berlomba-lomba menanam cabe. Dengan begitu pasar akan dipenuhi oleh cabe. Maka harga cabe akan turun dengan sendirinya. Masalah cabe diselesaikan oleh mekanisme pasar bebas.

Cabe hanya skala kecil, hubungannya antara pedagang pasar dengan rakyat. Untuk skala yang lebih besar juga sama. Perusahaan penyedia jasa seluler, perusahaan produksi barang teknologi, pengelola sumber daya alam. Semuanya dibiarkan bersaing masing-masing. Yang bisa menyediakan penawaran yang terbaik yang laris dipasaran.

Lalu apa fungsi pemerintah?? Pemerintah fungsinya menarik pajak. Pemerintahan yang paling baik adalah pemerintahan yang paling jauh-jauh dari mengurusi urusan ekonomi. Biarkan mekanisme pasar bekerja.

Dan Indonesia adalah menganut paham ini sangat rajin.

Di Amerika dan negara maju lain, masih ikut mengurusi urusan ekonomi perusahaan pertanian dengan memberi subsidi pertanian besar-besar, di Indonesia subsidi pertanian tak ada.

Di negara maju urusan sumber daya alam diurusi dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah, di Indonesia urusan sumber daya alam banyak dikelola oleh asing. Indonesia....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun