Mohon tunggu...
Iry Susanty
Iry Susanty Mohon Tunggu... -

MUSLIMAH HAMBA ALLAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Soho London, Mencegah Miras di Jual Beli Legal dan Mudah

31 Desember 2014   13:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Soho adalah sebuah wilayah di Kota Londong Inggris.  Rumah bagi mereka yang sangat kaya dan sangat miskin. Setiap hati, setengah juta orang datang dan pergi untuk bekerja, belanja dan menikmati hiburan malam. Untuk menjaga 24jam, petugas emergency polisi dan paramedis disiapkan.

Episode kali ini dimulai dengan panggilan untuk paramedis untuk menangani seorang laki-laki yang mabuk.

Laki-laki berwajah bengkak dan merah, berjalan membungkuk dan mata hampir terpejam.  Petugas paramedis memintanya masuk ke dalam ambulan untuk menjalani serangkaian test. Laki-laki gendut mengikuti petugas sambil terus mengatakan bahwa ia baik-baik saja, terantuk tangga ambulan dan hampir tidak bisa membuka mata.

Ketika petugas paramedis sedang melakukan tugas, tiba-tiba laki-laki itu menangis dan meracau.  Mengatakan bahwa ia kehilangan dompet berisi kartu kredit goldnya. Akhirnya petugas harus mengalami kesulitan karena harus bernegosiasi dengan orang mabuk yang meminta mencari dompet disekitar.

Berjalan mondar-mandir sempoyongan dengan petugas medis yang berjaga dibelakangnya, laki-laki mabuk kembali menangis. Membungkuk dan memukul lutut berkali-kali. Meneriakkan "Ini selalu terjadi setiap kali saya pergi ke tempat pelacuran."

Inalillahi, alkohol membuat laki-laki mabuk bertingkah seperti orang gila. Mempermalukan diri sendiri.

Di malam sibuk, malam jum'at dan sabtu. Ratusan orang datang ke Soho untuk pesta di club-club malam.

Jam 10 malam, petugas medis John Morgan menerima laporan seorang gadis mabuk.  Di depan diskotik, gadis berbaju ketat dan bercelana jeans terbaring di pinggir jalan. Dibiarkan begitu saja tanpa alas, bercampur dengan muntahan berwarna merah jambu yang menjijikkan.

Petugas datang dan membersihkan muka dan tangan, kemudian memapahnya masuk ke dalam ambulan. Gadis yang mabuk tidak sadar sama sekali. Bahkan tidak bisa menjawab ketika ditanya berapa gelas yang ia minum, ia hanya terus muntah dan muntah. Bahkan duduknya tidak tegak, petugas harus mengikatnya dengan sabuk pengaman.

Jam 2 pagi, lebih banyak wanita mabuk yang diangkut ambulan. Seorang gadis muda dengan pakaian terbuka dibagian atas memperlihatkan payudara tanpa ditutupi jaket. Roknya yang pendek diatas lutut, sobek. Di sepanjang kaki kanan penuh luka gores. Petugas paramedis memperkirakan gadis mabuk baru saja mengalami kekerasan. Mungkinkah kekerasan seksual ?

Gadis itu sangat mabuk dan tidak sadar. Bahkan tidak bisa menyangga kepalanya sendiri.

Banyak lagi kasus dalam satu malam weekend. Seorang turis dari Italia yang merampok, lagi-lagi karena mabuk. Wanita mabuk di depan club untuk homoseksual, wanita setengah mabuk yang kemudian menyerang petugas medis John. Mengatakan hal-hal sangat kasar maupun menyerang fisik.  Lalu berteriak-teriak, mengundang polisi untuk datang dan membekuk wanita itu.

Di stasiun bawah tanah, seorang laki-laki berdasi terduduk di bawah tangga dengan luka di pelipis dan muka. Ia mabuk dan terjatuh dari atas tangga eskalator.

Inalillahi, wanita yang terlihat tidak seperti LADY. Mereka menyedihkan karena mabuk. Menghina diri sendiri dan lemah sehingga mudah dicelakai. Laki-laki yang tidak lagi seperti GANTELMAN, mabuk menghinakan diri dengan berlaku seperti binatang.

Semoga kita tidak menemui di daerah manapun di Indonesia. Jika alkohol menjadi sesuatu yang diperjual belikan dengan bebas, dengan alasan lebih mudah mengontrol,  ketakutan terbesar Jakarta menjadi seperti di Soho.

Cara terbaik mengatasi masalah miras adalah dengan membabat habis miras. Pemerintah tidak bisa bertindak setengah hati mengatas namakan kebebasan. Penguasa yang menerapkan aturan Islam sangat dinanti untuk membawa kebaikan pada Indonesia.

Yang menjadi masalah, pandangan hidup liberalisme, pandangan hidup dimana kebebasan bertingkah laku menjadi asas hidup. Selama kebebasan itu dianggap kesepakatan bersama, maka penguasa dan siapapun tidak berhak melarang.

Berbeda bagi muslim, pandangan hidup berdasarkan tauhid. Kebenaran dan sesuatu yang disepakati bersama dalam masyarakat adalah sesuatu yang diperintahkan serta yang dilarang Allah.

Ketika Allah melarang miras, setiap muslim tidak menenggaknya, masyarakat muslim saling menasehati mencegah miras, dan negara muslim melarang beredarnya miras.

Membebaskan Indonesia dari pandangan hidup sekulerisme dan liberalisme, kemudian menerapkan Islam secara kaffah.

Sumber : film dokumentari "Booze.Bustups.And.Brothels.Soho.Blues."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun