Mohon tunggu...
HALIMATUS SYAKDIAH
HALIMATUS SYAKDIAH Mohon Tunggu... Polisi - POLRI

SDM

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Mental Baja Anggota Polri: Meningkatkan Self Efficacy untuk Tepis Stres dan Raih Hidup Seimbang

13 November 2024   11:27 Diperbarui: 13 November 2024   11:59 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mental Baja Anggota Polri:

Meningkatkan Self-Efficacy untuk Tepis Stres dan Raih Hidup Seimbang

 

By : Halimatus syakdiah

 

Queiros et al (2020) menemukan bahwa pada kondisi stres anggota polisi menggunakan kata-kata atau perilaku kasar pada saat berinteraksi dengan masyarakat.

Penelitian dari Queiros et al (2020) menyimpulkan bahwa 85% anggota polisi menunjukkan tingkat stress operasional yang tinggi, 28% mengalami tingkat kesulitan yang tinggi, dan 55% berisiko mengalami gangguan psikologis.

Edward, Eaton-Stull, dan Kuen (2021) mengemukakan bahwa konflik polisi-masyarakat meluas dan dapat meningkatkan tingkat stres anggota polisi.

Stres kerja salah satunya juga dipengaruhi oleh self-efficacy (Siddiqui, 2018; Vaezi & Fallah, 2018; Galindo-Dominguez & Bezanilla, 2021). Menurut Bandura (1997), self-efficacy mengacu pada taraf kesulitan tugas yang diyakini individu akan mampu mengatasinya. Tingkat self-efficacy seseorang berbeda satu sama lain. Tingkatan kesulitan dari sebuah tugas, apakah sulit atau mudah akan menentukan self-efficacy.

Hasil beberapa penelitian menyebutkan bahwa self-efficacy yang tinggi akan berdampak kepada berkurangnya stres kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa self-efficacy berpengaruh negatif terhadap stres kerja.

Faktor lainnya yang mempengaruhi stres kerja adalah work-life balance (Esguerra, 2020; Atheya & Arora, 2017; Saeed et al, 2018; Raja & Ganesan, 2020; Angelina & Ardiyanti, 2020). Orang yang menjalani work-life balance lebih baik cenderung memiliki stres kerja yang lebih rendah. Sehingga berdasarkan beberapa penelitian terdahulu tersebut menyebutkan bahwa work-life balance berpengaruh negatif terhadap stress kerja.

Bagaimana Pengaruh Self-Efficacy terhadap Work-Life Balance?

Work-Life Balance adalah situasi di mana tanggung jawab pekerjaan dan kegiatan lain di luar pekerjaan dapat berjalan dengan seimbang. Anggota Polri  diharapkan memiliki tingkat Work-Life Balance yang tinggi agar tidak menimbulkan konflik peran sebagai anggota keluarga dan sebagai Anggota Polri. Work-Life Balance dapat dicapai ketika kebutuhan kerja dan kebutuhan keluarga tidak menurunkan prestasi kerja atau menimbulkan masalah rumah tangga, yang pada gilirannya dapat menciptakan stres terkait pekerjaan (Dhamayanti, 2006).

Pencapaian Work-Life Balance juga dipengaruhi oleh faktor internal, salah satunya adalah self-efficacy. Menurut Bandura (Feist, 2013), efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengendalikan diri dan lingkungannya. Seorang individu dengan tingkat efikasi diri yang lebih tinggi cenderung lebih puas dengan pekerjaan dan kehidupan mereka.

Individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi seringkali lebih percaya diri dengan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi juga lebih percaya diri akan kemampuannya membagi waktu untuk keluarga dan karirnya dengan baik, serta kemampuannya dalam menangani masalah yang timbul (Nurtjahjanti, et al., 2012). Ini berarti bahwa individu dengan tingkat efikasi diri yang lebih tinggi memiliki Work-Life Balance yang lebih baik.

Bagaimana Pengaruh Self Efficacy terhadap Stres Kerja?

Teori self-efficacy dikembangkan oleh Albert Bandura (1997). Penulis teori menganggap bahwa self-efficacy adalah jenis evaluasi kognitif yang dilakukan setiap individu atas kompetensinya sendiri. Oleh karena itu self-efficacy adalah penilaian individu atas kapasitasnya sendiri dalam mengatur dan menyusun aktivitasnya untuk mencapai beberapa hasil.

Menurut Bandura (1997) akar keyakinan kita tentang self-efficacy kita diwakili oleh beberapa proses evaluasi dan persuasi yang termasuk dalam struktur mereka evaluasi kognitif informasi yang kita miliki tentang self-efficacy kita.

Dalam teori sosial-kognitif, self-efficacy dipandang sebagai sumber daya yang berkaitan dengan studi kepribadian dan kerentanan stres. Teori ini difokuskan pada relevansi proses kognitif pada tingkat emosional serta pada tingkat perilaku.

Interaksi individu dengan lingkungan membawa pada respon fisiologis, evaluasi kognitif, jawaban sosial dan motivasi. Jika individu mempersepsikan suatu stimulus tertentu sebagai ancaman, maka ia akan mengintensifkan reaksi emosionalnya yang akan menimbulkan keadaan stres.

Self-efficacy merupakan cara untuk mengendalikan emosi individu yang dapat membawa banyak keuntungan di bidang stres. Self-efficacy dapat menjelaskan kerentanan yang kita tunjukkan ketika menghadapi situasi stres, tetapi juga dapat menjadi bantuan untuk aktivasi kognitif teori stres (CATS) melalui kemiripan konseptual mengenai mekanisme antisipasi untuk hasil osilasi dari suatu tindakan.

                    

Tips Meningkatkan Self-Efficacy Anggota Polri untuk Mengatasi Stres Kerja :

  • Tetapkan Tujuan yang Realistis: Mulailah dengan tujuan-tujuan kecil yang dapat dicapai dalam jangka pendek. Keberhasilan dalam mencapai tujuan ini secara bertahap meningkatkan self-efficacy (Locke et al, 2002).
  • Meatih Kemampuan Manajemen Waktu: Manajemen waktu yang baik memungkinkan individu untuk menghindari beban kerja yang berlebihan, sehingga membantu mengurangi stres (Claessens et al., 2007).
  • Mengenali Kesuksesan Masa Lalu: Refleksi pada keberhasilan masa lalu dapat meningkatkan self-efficacy, karena memberikan bukti bahwa individu mampu mencapai tujuan sebelumnya (Schunk, 1991).
  • Mencari Dukungan Sosial: Dukungan dari lingkungan sosial, seperti keluarga dan rekan kerja, dapat memperkuat self-efficacy dan memberikan rasa aman dalam menghadapi tekanan kerja (Gist et al, 1992).
  • Fokus pada Proses, Bukan Hasil Akhir: Menghargai proses dapat membantu seseorang menikmati setiap langkah dalam penyelesaian tugas dan tidak hanya fokus pada hasil akhir (Bandura, 1997).
  • Terus Belajar dan Berkembang: Melalui pengembangan keterampilan, self-efficacy akan terus meningkat, membuat individu lebih percaya diri menghadapi tantangan (Luszczynska et al., 2005).

Manfaat Work-Life Balance Anggota Polri yang Seimbang dengan Self-Efficacy yang Tinggi:

Anggota Polri yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung lebih mampu mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang menghasilkan beberapa manfaat:

  • Produktivitas yang Lebih Tinggi: Dengan stres yang dikelola dengan baik, produktivitas individu meningkat karena mampu berkonsentrasi lebih baik (Schwarzer et al, 2008).
  • Kesehatan Mental yang Terjaga: Self-efficacy dan work-life balance yang baik membantu menjaga kesehatan mental dan mengurangi risiko depresi (Jerusalem et al, 1992).
  • Hubungan Sosial yang Lebih Berkualitas: Work-life balance memungkinkan individu membina hubungan yang berkualitas, yang mendukung kesejahteraan secara keseluruhan (Gist et al, 1992).
  • Kualitas Hidup yang Lebih Baik: Dengan self-efficacy tinggi dan keseimbangan kehidupan kerja, individu mengalami peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan (Bandura, 1997).

Self-efficacy adalah kunci penting dalam membentuk mental baja yang diperlukan untuk menghadapi tekanan kerja dalam dunia kepolisian. Dengan menguatkan self-efficacy, anggota Polri tidak hanya mampu mengelola stres kerja dengan lebih efektif tetapi juga dapat meraih work-life balance yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

Dalam profesi yang penuh tantangan ini, self-efficacy yang kuat akan membantu personel Polri menjalankan tugas dengan penuh keyakinan dan ketenangan, menjadikan mereka profesional yang tangguh di lapangan dan individu yang seimbang dalam kehidupan pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun