Sekolah di Jawa Timur tersebut membuka usaha olahan kayu berawal dari pembelajaran yang mengharuskan adanya pembelajaran olahan kayu. Sekolah tersebut berfikir bahwa pembelajaran tersebut dapat berguna nantinya dalam dunia industry ataupun dunia kerja. Sekolah membuat gagasan bahwa pembelajaran olahan kayu ini dibuat seperti pembelajaran yang bekerja sama dengan pihak industry. Sehingga pembelajaran yang digunakan pembelajaran proyek, Dimana peserta didik diajak membuat furniture olahan kayu berupa jam dinding kayu, tatakan masak, rak buku kayu, serta backdrop lamaran atau hajatan lainnya. Tidak hanya membuat furniture tersebut tetapi peserta didik diberikan bekal pemasaran menggunakan dunia digital. Desain furniture tersendiri bisa hasil desain pemesan dapat juga peserta didik mendesain secara mandiri yang bertujuan peserta didik lebih berfikir kritis dalam mendesain furniture yang akan dibuat. Wirausaha di SMK tersebut bertujuan agar peserta didik dapat berkerja di dunia struktur atau arsitektur yang ada di lapangan serta berdagang secara mandiri. Lulusan SMK yang dicetak tidak hanya sebagai karyawan di Perusahaan swasta atau pun Perusahaan negara tetapi peserta didik ditanamkan jiwa berwirausaha dengan mental yang dibentuk selama duduk di bangku SMK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H