Mohon tunggu...
Halimatus Sania
Halimatus Sania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Yihaaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Agama di Era Society 5.0

25 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 25 Januari 2024   08:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang semakin mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam era ini, peran guru agama menjadi sangat penting dalam membentuk pendidikan berkarakter bagi generasi yang terus berkembang dan terhubung erat dengan teknologi. Guru agama bukan hanya menjadi pembawa ajaran agama, tetapi juga pembimbing moral yang membawa nilai-nilai kebijaksanaan dan etika ke dalam kehidupan siswa.

Pertama-tama, guru agama memiliki tanggung jawab untuk memandu siswa mengenali dampak positif dan negatif dari teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Society 5.0, di mana integrasi teknologi begitu kuat, guru agama dapat membimbing siswa untuk menggunakan teknologi dengan bijak, memahami etika digital, dan menjaga keseimbangan antara dunia maya dan kehidupan nyata. Hal ini penting untuk mencegah dampak negatif teknologi pada nilai-nilai moral dan karakter individu.

Selanjutnya, guru agama dapat membantu siswa mengembangkan kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dalam era Society 5.0, di mana kecepatan informasi begitu tinggi, guru agama memiliki peran krusial dalam membimbing siswa agar tidak terpengaruh secara negatif oleh konten-konten yang bertentangan dengan nilai-nilai moral. Mereka dapat memberikan pemahaman mendalam tentang ajaran agama dan mengaitkannya dengan situasi dunia nyata yang dihadapi oleh generasi ini.

Pendidikan karakter pada generasi Society 5.0 juga harus mencakup pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Guru agama dapat memfasilitasi dialog dan diskusi yang memperkuat nilai-nilai sosial, seperti kerjasama, toleransi, dan empati. Ini sangat penting mengingat generasi ini sering terpapar pada lingkungan virtual yang dapat mengurangi interaksi sosial langsung. Guru agama dapat menciptakan ruang untuk refleksi dan diskusi etis yang melibatkan siswa secara pribadi.

Selain itu, guru agama harus mampu membimbing siswa dalam memahami makna hidup dan tujuan eksistensial mereka dalam konteks Society 5.0. Dengan teknologi yang semakin canggih, generasi ini dihadapkan pada banyak pilihan dan tekanan yang mungkin membingungkan. Guru agama dapat membantu siswa menemukan arti sejati kehidupan mereka, mendorong mereka untuk memiliki pandangan holistik terhadap keberhasilan, bukan hanya dari segi materi, tetapi juga dari aspek moral dan spiritual.

Dalam keseluruhan, peran guru agama dalam membangun pendidikan berkarakter pada generasi Society 5.0 melibatkan penerapan nilai-nilai agama dalam konteks kehidupan modern yang terus berkembang. Mereka harus mampu menggabungkan ajaran agama dengan tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi. Dengan demikian, guru agama tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga arsitek karakter yang membawa generasi ini menuju masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun