Mohon tunggu...
halimah sadiyah
halimah sadiyah Mohon Tunggu... Jurnalis -

Journalist, dream catcher.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Jokowi dan Anak Pedalaman Papua yang Jago Matematika

22 Agustus 2016   12:10 Diperbarui: 22 Agustus 2016   13:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Olimpiade Sains asal Papua, Alvionita Kogoya & Ayu Rogi | Foto: Mata Najwa - MetroTV

Presiden Joko Widodo pada Kamis (18/8) menghadiri acara silaturahmi dengan ratusan tokoh inspirator dan anak berprestasi di Istana Negara. Dari ratusan tamu Istana, ada satu anak perempuan yang mencuri hati Jokowi karena kisah perjuangannya.Anak itu bernama Alvionita Kogoya. Gadis remaja asal Kabupaten Nduga, Papua, yang kini duduk di bangku SMA. Jokowi sendiri yang meminta Alvionita maju ke depan podium, untuk menceritakan kisahnya yang tinggal di pedalaman Papua.

Namun, sebelum gadis itu memulai ceritanya, Jokowi lebih dulu memberi pengantar pada tamu undangan. Presiden menuturkan bahwa ia sudah pernah mengunjungi Kabupaten Nduga, kampung halaman Alvionita. Saat itu, Presiden datang dengan menggunakan helikopter karena memang akses menuju Nduga masih sulit.

"Tidak ada jalan aspal. Benar-benar masih hutan belantara," tutur Presiden.

Alvionita pun membenarkan apa yang disampaikan Jokowi. Kampungnya memang terletak di pedalaman Papua, jauh dari kata modern. Hanya ada dua cara untuk menuju Nduga, yakni dengan naik pesawat kecil dari Wamena, atau jalan kaki. Jika berjalan kaki ke Wamena, harus ditempuh selama 3-4 hari.

"Kemana-mana jalan kaki, belum ada motor, jalan juga enggak ada," tutur gadis tersebut.

Dia melanjutkan, hanya ada satu sekolah di Nduga. Itu pun bangunannya masih kayu, bukan tembok permanen. Menurut Alvionita, lantai sekolahnya masih tanah, tak dilapisi semen, apalagi keramik. Tak hanya soal bangunan fisiknya yang tak memadai, sekolah tersebut juga kekurangan tenaga pengajar. Hanya ada satu guru yang mengajar untuk semua kelas.

Di Nduga juga tak ada rumah sakit. Orang sakit harus jalan minimal tiga hari menuju kota terdekat untuk mendapat perawatan.

Mendengar penuturan Alvionita, Jokowi sempat terdiam sesaat. Kemudian, ia kembali berbicara. Presiden berjanji akan membuka akses jalan bagi masyarakat Nduga. Dia menargetkan, tahun ini sudah ada jalan yang menghubungkan Wamena, Agas, Nduga dan Merauke. "Mudah-mudahan akhir tahun ini dikebut sama Kementerian Pekerjaan Umum dan TNI. Mungkin belum aspal, yang penting terbuka dulu jalannya," ucap Jokowi.

Tak berhenti di situ, Presiden masih penasaran dengan kisah Alvionita yang bisa sampai Istana. Gadis itu pun kembali menuturkan bahwa selepas SD di Nduga, ia melanjutkan sekolah di Surya Institute, Tangerang. Ia beruntung 'ditemukan' oleh orang yang memang tengah mencari bibit-bibit muda unggul di Papua.

Jokowi kembali penasaran, ia ingin tahu prestasi apa yang bisa membawa Alvionita sampai menjadi tamunya di Istana. Gadis berambut pendek itu menuturkan bahwa ia adalah pemenang olimpiade matematika tingkat dunia. Presiden berdecak kagum, tepuk tangan tamu undangan bergemuruh di ruangan tersebut.

Usai acara silaturahmi di Istana, Presiden rupanya kembali memanggil Alvionita. Jokowi meminta gadis itu menceritakan lebih banyak kisah perjuangannya.

Kepada Jokowi, Alvionita menuturkan bahwa di sekolah barunya di Tangerang, ia dilatih intensif pelajaran matematika. Ia ditempa siang-malam untuk dipersiapkan mengikuti olimpiade sains.

"Setiap hari belajar mulai jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Kemudian lanjut lagi sampai jam 12 malam," tuturnya, yang mengenakan kemeja batik coklat.

Rutinitas belajar tersebut ia lakukan selama tiga tahun. Kendati waktu belajarnya amat padat, Alvionita mengaku tak terbebani. Sebab, menurutnya, metode belajar yang ia jalani sangat mengasyikkan. Metode yang disebut 'gasing' itu membuat matematika menjadi sebuah permainan seru.

Hasil kerja keras belajar itu pun berbuah sederet prestasi. Alvionita berhasil menyabet medali perunggu dalam World Mathematics Team Championship 2014 di Cina. Ia berhasil mengalahkan peserta lain dari Amerika, Korea Selatan, Bulgaria dan Cina. Ia juga pernah menjuarai sejumlah kompetisi sains sejenis baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Pak Jokowi pesan supaya saya memanfaatkan media sosial dengan baik. Jadi bisa sharing bagaimana cara belajar matematika dengan mudah," tuturnya.

Dia sendiri bercita-cita menjadi dokter. Alvionita menargetkan dapat melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kelak, ia ingin mendirikan rumah sakit di Nduga sehingga orang sakit tak perlu berjalan berhari-hari hanya untuk bertemu dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun