Mohon tunggu...
Halimatus Sadiyah
Halimatus Sadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Walisongo Semarang

seorang mahasiswa yang menulis karena tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Menuntut Ilmu dan Pentingnya Membaca Doa

11 Juni 2022   13:40 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:57 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Menuntut ilmu (belajar) adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim. Kutipan hadits tersebut seakan tak asing lagi di telinga kita. Bagi sekelebat orang, kutipan hadits tersebut seakan menjadi tuntutan dalam menempuh jenjang pendidikan, bahkan seperti suatu keharusan sampai mana mereka mencari ilmu, dan apa-apa yang telah mereka raih. Sejatinya, makna dari hadis tersebut jauh dari sekedar apa yang mereka fikirkan.

Kata "menuntut ilmu" yang termaktub dalam kutipan hadits tersebut bermakna sangat luas, tidak hanya acuan untuk harus berpendidikan sampai suatu jenjang tertentu, bukan juga tentang banyaknya prestasi yang telah diraih, atau bahkan sekolah apa yang mereka pilih. Jika makna "menuntut ilmu" seperti itu, apakah statement tersebut berlaku bagi orang-orang yang kurang mampu?.

Apapun yang kita alami sepanjang hari selama hidup, dapat dikatakan menuntut ilmu atau belajar jika kita bisa mengambil hikmah, dan manfaat dibalik kejadian tersebut. Sama halnya dengan pelajaran-pelajaran di bangku sekolah, bukan tentang nilai yang tinggi atau peringkat terbesar, melainkan tentang kepahaman dan pengimplementasian dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan berbangsa.

Pernyataan hebat mengatakan, "Apapun yang terjadi dalam kehidupan, sebagai manusia kita hanya dituntut untuk belajar. Ketika mendapatkan kebahagiaan, maka kita dituntut untuk belajar bagaimana caranya bersyukur. Ketika mendapatkan kesusahan, maka kita dituntut untuk belajar bagaimana caranya bersabar." Apa yang menjadikan pernyataan tersebut hebat? Iya betul, makna belajar dalam kehidupan yang sesungguhnya. Mengambil suatu kebermanfaatan dibalik suatu peristiwa yang terjadi pada kita. Hal ini juga berkesinambungan dengan pesan Rasulullah SAW, yang artinya : 'tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat." Sepanjang hidup, setiap hari, per-menit, bahkan per-detik kita belajar dengan mengambil hikmah dan manfaat dari setiap kejadian yang terjadi.

Namun dibalik itu semua, bukan berarti kita tidak boleh menuntut ilmu (sekolah) setinggi dan sejauh mungkin, dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya, bahkan pernyataan sebelumnya dapat menjadi acuan dan dorongan untuk terus semangat belajar di bangku sekolah. Misalnya, Intan mengikuti suatu lomba, dan hasil yang dia dapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka disitulah terjadi proses belajar. Belajar bagaimana caranya bersabar menerima hasil yang didapatkan dengan lapang dada, belajar lebih giat dan memperbaiki kesalahan untuk menjadi lebih baik di event lomba selanjutnya.  

Berbicara mengenai makna "menuntut ilmu", apasih manfaat menuntut ilmu itu sendiri? Apakah hanya untuk menjadi pintar? Mengapa hukumnya bisa wajib? Apa saja keutamaan dari menuntut illmu?

Manfaat menuntut ilmu ada banyak sekali, secara umum manfaat menuntut ilmu yang pasti yaitu, dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham. Lebih dari itu, keutamaan dari menuntut ilmu antara lain adalah:

Dimudahkan jalan menuju surga-Nya

Berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim, no 2699. Rasulullah SAW bersabda

,

Artinya: "Barang siapa yang menempuh jalan untuk suatu ilmu, maka Allah mempermudah baginya jalan menuju surga"

Ditinggikan derajatnya

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:  

Artinya: "Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." Maksud dari ayat tersebut dijelaskan oleh sahabat Ibnu Abbas R.A saat menafsirkannya yaitu, "Allah meninggikan orang-orang berilmu atas orang-orang beriman beberapa derajat" (Hadis Riwayat Darimi, no 356)

Bahagia Dunia Akhirat 

Rasulullah SAW bersabda:

, , 

Yang artinya: Barang siapa menginginkan dunia, maka dengan ilmu,. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, mka dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka dengan ilmu.

Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan menuntut ilmu yang luar biasa. Tetapi pertanyaannya, apakah semua keutamaan tersebut didapat secara cuma-cuma? Atau masih ada tahapan yang harus dilakukan sebelum menuntut ilmu?

 Apa yang kita dapatkan tergantung pada apa yang kita niatkan, bukan? Maka, dalam menuntut ilmu haruslah memiliki niat yang baik. Lalu seperti apa niat yang baik?

( )

Artinya: "sesungguhnya segala perbuatan(amal) itu tergantung niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan"

 Sebelum belajar, kita niati ingin mencari ilmu yang manfaat dan barokah untuk kehidupan kita, bukan niat untuk dipuji orang lain atau ingin riya'. Jika niat kita ingin dipuji dan riya', maka bukan ilmu atau bahkan manfaat yang akan kita dapat setelah belajar, tetapi hanya pujian orang lain seperti yang telah diniatkan sedari awal. Disini pula pentingnya membaca doa sebelum belajar.

 Menurut bahasa, doa adalah permintaan atau permohonan, sedangkan menurut istilah doa adalah wujud kesadaran diri manusia tentang keberadaan Tuhannya, dan kelemahan dirinya atas kekuasaan-Nya. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT disertai keredahan hati dan kekhusyuan untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kebermanfaatan di sisi-Nya. Sedangkan khusyuk merupakan sikap tenang dan berserah diri kepada Allah saat berdoa agar doa-doanya tercapai.

 Membaca doa tak hanya saat sholat saja, setiap akan atau telah melakukan aktivitas apapun hendaknya kita membaca doa, terutama saat dan setelah belajar. Tujuannya adalah untuk menata niat dan keseriusan kita dalam melakukan sesuatu sehingga sesuatu tersebut memberikan timbal balik sesuai dengan yang kita harapkan, serta memohon pada Yang Maha Kuasa untuk melancarkan sesuatu yang akan kita lakukan tersebut. 

Demikian pula berdoa sebelum belajar, maka niat dan keseriusan untuk mempelajari suatu mata pelajaran akan lebih tertata, walaupun akan mempelajari mata pelajaran yang tidak disukai namun karena sudah niat dan berdoa dengan sungguh-sungguh, ia akan tetap belajar dan tidak bermain-main saat jam pelajaran tersebut.

Dalam kegiatan observasi untuk memenuhi tugas evaluasi pembelajaran matematika, saya serta kelompok melakukan kunjungan observasi di SMK Hidayah, Banyumanik. Tepatnya pada peserta didik kelas X jurusan teknologi komputer jaringan saat pembelajaran matematika berlangsung. Terlihat suasana tenang dan khusyuk saat pembacaan doa, meski beberapa peserta didik masih sesekali jahil pada teman sebangkunya, ada pula yang terlihat diam seperti lesu, namun untuk seluruhnya bisa dikatakan kondusif.

Suasana kondusif tersebut tidak berlangsung lama sampai guru mereview beberapa soal yang diujikan saat PTS (penilaian tengah semester). Terlihat beberapa peserta didik antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru meski terkadang jawaban mereka salah, beberapa peserta didik lain terlihat tidak semangat namun tetap mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, sisanya terlihat diam tanpa tanggapan apapun.

Berdasarkan angket responsi peserta didik dan hasil observasi, diduga peserta didik yang kurang khusyuk saat pembacaan doa adalah peserta didik yang kurang menyukai pelajaran yang akan dimulai dan pada saat itu adalah matematika. Tampaknya respon kejenuhan peserta pada pelajaran matematika telah tampak sedari awal pelajaran ini akan dimulai. Namun saat pengolahan data angket, "pernyataan bahwa mereka berdoa dengan khusyuk" adalah valid keadaannya, hal tersebut menjadi bukti bahwa praduga peserta didik yang kurang khusyuk saat pembacaan doa adalah peserta didik yang kurang menyukai pelajaran yang akan dipelajari atau dimulai adalah benar.

Solusi agar peserta didik lebih khusyuk dalam berdoa sebenarnya tergantung individu masing-masing. Seperti niat untuk belajar dari rumah yang harus tertata lebih baik lagi, peserta didik harus mempunyai keinginan untuk mempelajari semua pelajaran meski mereka tidak menyukainya, serta usaha untuk memahami pelajaran tersebut.

Peran guru dalam hal ini sangat penting, seperti menerapkan tata tertib dari awal pertemuan semester tentang adab dan aturan berdoa yang benar, dan bagaimana guru menjadikan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan supaya peserta didik tidak mudah jenuh saat pembelajaran berlangsung dan bisa menyukainya. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan keutamaan mencari ilmu, kita harus mempunyai niat belajar yang baik dan bersungguh-sungguh serta berdoa dengan khusyuk agar mendapatkan manfaat serta barokah dari apa yang kita pelajari atau lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun