Mohon tunggu...
Halimah Tussadiyah
Halimah Tussadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Komunikasi

available

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SEJARAH KENDI SEBAGAI PERALATAN DAPUR KHAS INDONESIA

12 November 2023   23:06 Diperbarui: 12 November 2023   23:13 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendi adalah salah satu alat dapur tradisional yang digunakan sebagai tempat penyimpanan air. Kendi biasanya terbuat dari tanah liat atau keramik, dengan bentuk yang tinggi dan bagian leher yang menyempit. Dalam kebudayaan Indonesia, kendi sering digunakan untuk menyimpan air minum atau air untuk keperluan memasak. Di beberapa daerah, kendinya dihias dengan motif atau pola yang indah, sehingga menjadi objek seni yang juga berfungsi secara praktis. Penggunaan kendi sebagai alat dapur tradisional telah ada sejak lama dan masih tetap populer di banyak daerah di Indonesia salah satunya di tanah sunda.

Sejarah kendi dalam suku Sunda memiliki landasan budaya yang kuat. Pada masa lalu, kendi digunakan sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda. Penggunaan kendi dalam kehidupan sehari-hari suku Sunda tidak hanya untuk menyimpan air minum, tetapi juga untuk keperluan upacara adat, seperti upacara pengorbanan dan acara keagamaan lainnya. Kendi juga merupakan salah satu simbol kekayaan dan status sosial dalam budaya Sunda. Dalam sejarahnya, pembuatan kendi dilakukan secara tradisional oleh para pengrajin lokal. Mereka menggunakan teknik dan motif khas suku Sunda dalam mengukir dan menghias kendi. Bentuk dan desain kendi bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga yang rumit dan indah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan kendi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda telah berkurang. Banyak orang lebih memilih menggunakan wadah penyimpanan air modern seperti botol atau galon.

Tetapi kendi masih tetap menjadi bagian penting dalam seni dan budaya suku Sunda, Dalam suku Sunda, kendi memiliki fungsi komunikasi ritual, sosial, dan budaya yang penting.

1.Komunikasi Ritual:

   a.Kendi digunakan dalam upacara adat atau keagamaan untuk menyimpan air suci atau air yang digunakan dalam prosesi ritual.

   b.Kendi juga digunakan dalam tradisi seperti Selametan, Siraman, atau Nyadran sebagai simbol kesucian atau keberkahan.

2.Komunikasi Sosial:


    a.Kendi sering digunakan dalam pertemuan atau acara sosial sebagai simbol keramahan. Air minum dihidangkan dalam kendi kepada  tamu sebagai tanda penghormatan dan keramahtamahan.


    b.Kendi juga digunakan dalam pertemuan kekeluargaan atau berkumpul bersama teman-teman sebagai alat untuk saling bersilaturahmi dan berbagi cerita.

3.Komunikasi Budaya:


    a.Kendi bisa melambangkan identitas budaya Sunda dan menjadi simbol keunikan dan kekayaan budaya dalam upacara adat atau pesta tradisional.


    b.Kendi juga menjadi bagian penting dari budaya keramahan dan kebersamaan masyarakat Sunda, mengajarkan nilai-nilai sosial seperti keramahtamahan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.


Nilai budaya objek kendi masih memiliki relevansi dengan nilai masa kini. Kendi merupakan salah satu objek budaya yang cukup signifikan dalam tradisi Indonesia. Kendi digunakan sebagai wadah untuk menyimpan air minum dan memiliki bentuk yang unik dan artistik. Kendi mengandung makna yang berhubungan dengan keseimbangan, harmoni, dan keberadaan manusia sebagai bagian dari alam semesta. Kendi juga sering dihubungkan dengan roh atau kekuatan magis. Dalam era modern, nilai-nilai tersebut tetap relevan. Kendi dapat melambangkan kelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan hidup. Selain itu, bentuk artistik pada kendi juga bisa menjadi inspirasi untuk seni dan desain kontemporer. Masyarakat saat ini juga masih menggunakan kendi sebagai bagian dari upacara adat atau acara penting, seperti dalam pernikahan atau kirab budaya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya objek kendi masih hidup dalam masyarakat kita. Bukan hanya di tanah sunda, kendi juga dikenal sebagai warisan budaya bagi beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kendi memiliki makna budaya bagi masing-masing daerah. Nilai komunikasi antar budaya dari objek kendi sebagai pelajaran adalah penting dalam memahami dan menghargai perbedaan budaya antara suatu kelompok atau negara dengan yang lain. 

Objek kendi bisa menjadi simbol dari budaya suatu masyarakat tertentu dan memahaminya dapat membantu meningkatkan komunikasi yang efektif antara individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Salah satu nilai yang dapat dipelajari melalui objek kendi adalah penghargaan terhadap tradisi dan warisan budaya. Melalui studi kendi dalam konteks budaya tertentu, kita dapat mempelajari tentang proses pembuatan kendi, sejarahnya, dan bagaimana benda tersebut memiliki makna yang dalam dalam masyarakat tersebut. Nilai ini menekankan pentingnya menghargai dan mempertahankan tradisi budaya yang telah ada sejak lama. Selain itu, objek kendi juga mengajarkan tentang toleransi dan pengertian terhadap perbedaan. 

Dalam berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda yang memiliki kendi sebagai budaya yang berbeda, kita menjadi lebih peka terhadap perbedaan dan menjauhkan diri dari prasangka atau stereotip yang mungkin kita miliki sebelumnya. Ini dapat menghasilkan komunikasi yang lebih terbuka dan saling menghargai. Selain itu, pelajaran lain yang dapat dipetik adalah pentingnya kesadaran diri tentang budaya kita sendiri. Dalam mempelajari objek kendi dari budaya lain, kita dapat menyadari nilai-nilai dan tradisi yang dimiliki oleh budaya kita sendiri, dan menghargai keunikan dari budaya tersebut.


Kendi sebagai budaya milik Indonesia memiliki nilai kebanggaan dan identitas nasional. Penggunaan kendi telah menjadi simbol penting dalam mempertahankan dan memperkuat budaya lokal. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan dan mengapresiasi kendi sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia perlu terus dilakukan. Dalam era modern ini, kendi telah menjadi benda seni yang populer dan menjadi bagian dari pasar kerajinan tradisional Indonesia. Banyak orang Indonesia maupun turis mancanegara yang tertarik dan menghargai keindahan dan nilai sejarah yang dimiliki kendi. Dengan demikian, kendi sebagai sebuah warisan budaya Indonesia harus terus dijaga, dihargai, dan dipromosikan agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.

Referensi 

Suciati, S. P., & Ds, M. SIMBOL DAN MAKNA UPACARA PADA PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU SUNDA. Mustaqin, K., & Wahyuningsih, N. (2015). Kendi Sebagai Pendukung Kebudayaan Nusantara. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 3(3). Gunawan, A. (2019). Tradisi Upacara Perkawinan Adat Sunda (Tinjauan Sejarah dan Budaya di Kabupaten Kuningan). Jurnal Artefak, 6(2), 71-84. Winata, G. (2019). Kendi Indonesia: bentuk dan tradisi. Jurnal Sosioteknologi, 18(3), 528-42.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun