Observasi Kritis Tanda dan Simbol Ekosistem Sekolah dan Proses Pembelajaran tentang Penghargaan dan Penghayatan terhadap Kebhineka Tunggal Ika-an
Masyarakat Indonesia yang beragam ini akan masuk ke dalam lingkungan sekolah yang sama. Hal tersebut menjadikan perlu adanya penanganan khusus untuk menciptakan lingkungan belajar yang bisa memfasilitasi keberagaman siswa untuk tetap bertumbuh dan berkembang di sekolah yang sama. SD Panggung Lor terletak di Semarang Utara dimana sebagian besar masyarakat yang memiliki keturunan China tetap bisa hidup rukun berdampingan dengan masyarakat asli Semarang yang beragama Islam. Dalam pembiasaan ini siswa yang beragama non islam akan dikumpulkan dalam ruangan tersendiri untuk bisa berdoa sesuai dengan kepercayaannya.
Perbedaan juga terjadi dikarenakan status sosial, kebanyakan siswa dari keluarga yang bekerja sebagai buruh pabrik tetapi ada juga yang orang tuanya sebagai pegawai. Misalnya saat membeli makanan di kantin, apabila ada teman yang tidak membeli makanan dikarenakan tidak memiliki uang maka siswa lainnya akan membagikan makanan yang dibelinya terhadap temannya tersebut. Keberagaman yang terjadi di sekolah tidak menjadikan masalah yang berarti, dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Panggung Lor ini senantiasa menerapkan sila yang terdapat dalam dasar negara pancasila. Sekolah menyadari bahwa peserta didik harus dididik menjadi pribadi yang memiliki akar yang kuat sebagai manusia Indonesia yang seutuhnya.
Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila yang ada di Sekolah untuk Menguatkan Identitas Manusia Indonesia
Sila ke-1 "Ketuhanan Yang Maha Esa"
Penerapan di SDN Panggung Lor Semarang adalah, peserta didik melakukan pembiasaan setiap pagi dengan membaca asmaul husna pada saat apel, melaksanakan sholat dhuzur dan ashar secara berjama'ah setiap harinya. Dalam penerapan sila pertama dapat terlihat ketika pembiasaan dikelas selalu diawali dengan doa dan agama lain berdoa sesuai dengan keyakinannya
Sila ke-2 "Kemanusiaan yang adil dan beradab"
Penerapan yang ada di SDN Panggung Lor Semarang, peserta didik yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Peserta didik memiliki prinsip bahwa mereka berteman tanpa membeda-bedakan status sosial yang dimiliki serta peserta didik memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi terhadap manusia yang lain.
Sila ke-3 "Persatuan Indonesia"
Dengan adanya penerapan di SDN Panggung Lor Semarang, peserta didik di biasakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, penggunaan ini dilakukan pada saat pembelajaran serta sebelum kegiatan pembelajaran di mulai peserta didik melakukan pembiasaan menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu-lagu nasional yang lain, serta di adakannya kegiatan upacara bendera dalam memperingati hari-hari besar nasional.
Sila ke-4 "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan"
Dengan adanya penerapan di SDN Panggung Lor Semarang peserta didik di dalam kelas melaksanakan tugas piket sesuai dengan jaddwal yang telah di tentukan, selain itu peserta didik duduk secara berkelompok dan melaksanakan diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada, jadi peserta didik dapat mengemukakan pendapat yang dimiliki masing-masing individu dalam forum diskusi.
Sila 5 "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Dengan adanya penerapan di SDN Panggung Lor Semarang, peserta didik melakukan kegiatan kerja bakti dan gotong royong dengan kompak dengan cara kerjasama saling membantu satu dengan yang lain dalam kegiatan yang ada, peserta didik mampu menolong peserta didik yang lain ketika ada makan siang yang terjatuh dan tumpah peserta didik yang lain ikut membantu serta membereskan makanan tersebut dengan bergotong royong.
Penulis: Halimah (Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Universitas PGRI Semarang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H