Untuk itu, orang nomor satu di Jatim ini terus berkomitmen dalam upaya pencegahan stunting di Jatim. Apalagi stunting erat kaitannya dengan peningkatan kualitas SDM. Sehingga dalam upaya penanggulangan stunting ini dibutuhkan kepedulian dan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
"Kemitraan dan koordinasi ini terus dilakukan baik lintas program dan lintas sektor terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting secara rutin. Termasuk melakukan koordinasi kegiatan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi. Serta melibatkan peran serta organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, dan organisasi profesi dalam penanganan stunting," tuturnya.
Berbagai upaya lainnya diantaranya dengan memenuhi kecukupan zat besi dan folat selama kehamilan dengan memberikan Suplementasi TTD (Tablet Tambah Darah) sebanyak 90 tablet pada seluruh ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita secara rutin setiap bulan, memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil KEK dan bagi balita kurus.
"Kemudian melakukan kegiatan imunisasi dasar lengkap bagi bayi. Edukasi dan konseling pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. Serta setiap anak berusia 6 - 23 bulan mendapat makanan pendamping ASI yangemgandung gizi seimbang terutama protein hewani," sambungnya.
Upaya ini juga didukung dengan regulasi tentang penurunan stunting di Jatim yakni Pergub Jatim Nomor 68 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2021-2024, serta SK Gubernur Jatim Nomor 188/977/KPTS/013/2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jatim periode Tahun 2022-2024.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jatim juga terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi program 'Isi Piringku' di setiap posyandu di Jatim. Hal ini untuk memperkenalkan kembali Isi Piringku sesuai kelompok umur sebagai solusi pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga.
"Melalui edukasi ini, kami harapkan masyarakat lebih paham pentingnya porsi gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita terutama pentingnya protein hewani. Pemberian edukasi ini akan dilakukan oleh kader yang didampingi Tenaga Kesehatan (Tenaga Puskesmas)," jelasnya. (Halima)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H