Mohon tunggu...
Halilintar Ivan C
Halilintar Ivan C Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UKSW - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Bimbingan dan Konseling

Tetaplah berjalan walaupun banyak halangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka: Terobosan Baru atau Masalah Baru?

14 Juni 2023   22:42 Diperbarui: 14 Juni 2023   22:44 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum. Apa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata Kurikulum ? apakah itu adalah makanan ? minuman ? ataukah hanya kata -- kata biasa? tentunya tidak. Jadi, Kurikulum adalah Seperangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. 

Kurikulum dibuat dengan tujuan agar tercapainya sistem pembelajaran yang teratur dan sistematis, menghasilkan siswa yang berintegritas, membuat siswa mampu menentukan jenjangnya di kemudian hari dan juga bertujuan memeratakan pendidikan dalam negara. Kurikulum sendiri dibuat oleh Kementerian pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbudristek ). 

Nadiem Makarim, sebagai orang yang menjabat sebagai menteri pendidikan di indonesia yang juga mengurus soal Kurikulum ini. Bapak Nadiem juga yang mengusung adanya Kurikulum ini yang bernama Kurikulum Merdeka Belajar. Usungan dari bapak nadiem ini menuai pro kontra dari masyarakat indonesia terlebih guru, siswa siswi, tenaga penggerak dan lainnya. Kira kira masalah apakah itu ?

Sebelum membahas masalah itu, kita harus paham terlebih dahulu ada berapa kurikulum sejak 1947 hingga sekarang. Terdapat 11 Kurikulum, yaitu ;

  • Kurikulum 1947
  • Kurikulum 1952
  • Kurikulum 1964
  • Kurikulum 1968
  • Kurikulum 1975
  • Kurikulum 1984
  • Kurikulum 1994 & Suplemen kurikulum 1999
  • Kurikulum berbasis kompetensi 2004 (KBK)
  • Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP)
  • Kurikulum 2013
  • Kurikulum 2021 ( Kurikulum Merdeka )

Apakah kalian tahu kenapa kita negara indonesia yang tercinta ini memiliki banyak kurikulum ? Karena negeri kita ini memiliki prinsip " Ganti Menteri, Ganti Kurikulum " jadi dengan begitu tidak ada ketetapan atau kepastian yang jelas terhadap kurikulum. Hali ini sudah seperti layaknya kita manusia indonesia yang makan nasi, jadi sebegitunya biasa berganti ganti menteri. 

Jadi, pergantian menteri ini beserta kurikulumnya membuat para guru dan tenaga penggerak menjadi was was karena ketika kurikulum berganti, mereka para guru juga harus mengganti cara pengajran mereka beserta materi materi yang sebelumnya sudah ditetapkan.Berbeda sistem pendidikan kita di indonesia dengan finladia. Berikut adalah sajian data yang dikutip dari https://larasindo.or.id/12-perbedaan-sistem-pendidikan-indonesia-finlandia/ :

https://larasindo.or.id/
https://larasindo.or.id/

Bisa terlihat terdapat beberapa contoh yang membedakan sistem pendidikan kita di indonesia dan finlandia yang terkenal akan sistem pendidikannya yang teratur dan tidak monoton. Di finladia, mereka menerapkan Kurikulum Struktur Tunggal dan juga mereka menerapkan enjunjung tinggi dengan sistem pembelajaran sambil bermain, dimana hal itu membuat siswa siswi tidak tertekan dan juga membebaskan siswa siswi belajar hal yang mereka sukai dan tidak memaksa hal yang mereka tidak sukai.

Setelah melihat teraturnya sistem di finlandia, sekarang coba kita kembali ke negeri kita, yaitu Indonesia. Kira kira apa yang terlintas dibenak para menteri pendidikan kita ya ? kenapa kurikulum selalu berganti setiap ganti menteri ?. Padahal jika telusuri lebih lanjut, aturan penggantian kurikulum yaitu 10 tahun sekali. 10 tahun sekali itu untuk mengganti kurikulum A ke kurikulum B. Namun apa faktanya di indonesia ? kita terkhusus para menteri pendidikan selalu mengganti kurikulum setiap adanya menteri pendidikan yang baru. Dampaknya dirasakan para guru, dimana mereka harus kembali lali menguasai materi kurikulum dari 0.

Hal ini menuai polemik di negara ini. Tujuan dirubah atau digantinya kurikulum adalah untuk mengganti kurikulum lama yang sekiranya sudah kurang layak pakai lalu diganti dengan yang baru. Namun, pergantian ini menuai pro kontra. Ada yang mendukung jika kurikulum dirubah setiap 10 tahun sekali, ada yang mendukung jika setiap ganti menteri kurikulum berubah karena mereka beranggapan jika kurikulum berubah maka pembelajaran akan semakin mudah. Mudah dari hongkong, tentu saja tidak.

Tentu saja, sistem pendidikan kita perlu dibenahi lebih lanjut agar kita para siswa mahasiswa mampu mengerti apa yang kita pelajari tanpa berganti ganti kurikulum. Sebenarnya dengan ganti ganti seperti itu, yang pusing bukan hanya kita tapi juga guru dan ketenagakerjaan lainnya juga. Maka dari itu, perlu adanya tindakan tegas dari pemerintah ke pihak Kemendikbudristek. Hal ini juga harus didukung oleh masyarakat indoneisa sendiri yang harusnya mau diajak berubah ke jalan yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun