Di sekolah-sekolah yang orientasinya menghafal tadi, diselipkan pikiran yang kecenderungan otak manusia yang dogmatis mudah menerimanya. Apa itu? Ketakutan dan hukuman yang sangat pedih atas ketidaktaatan terhadap suatu perintah. Pada kondisi itu otomatis pikiran siswa menjadi tertutup dan sulit berkembang. Karena mindset nya terdominasi oleh pikiran-pikiran yang menutupi diri dari usaha untuk meluaskan pengetahuan.Â
Dalam neurosains, disebutkan otak manusia yang kental memegang teguh doktrin keagamaan dan menutupi diri dari luasnya pengetahuan, memang lebih cepat merespon rasa takut dibanding rasa senang. Itu yang menjadi penyebab, kenapa rasa takut itu lebih lama mengendap dibanding perasaan senang yang biasanya cuma singgah sebentar.
Bahagia itu sebenarnya sederhana, yaitu ketika tidak ada rasa takut serta rasa khawatir dalam pikiran kita. Begitu juga, sebagian besar kita merasa sedang berpikir. Padahal tidak, kita hanya sedang khawatir terhadap suatu hal. Yang perlu kita ketahui, Rahmat Allah itu jauh lebih luas dari murkaNya. Karenanya, tak perlu ada rasa khawatir itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H