Mohon tunggu...
Munawar Khalil
Munawar Khalil Mohon Tunggu... Insinyur - ASN, Author, Stoa

meluaskan cakrawala berpikir, menulis, menikmati kehidupan yang singkat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Cocoklogi Peristiwa Isra Mi'raj Dengan Teori Relativitas Einstein

7 Mei 2022   11:03 Diperbarui: 28 Februari 2023   11:13 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada salah satu saintis dan Ketua PP Muhammadiyah. Karena ruang saintifik adalah ranah kritis. Bisa mendukung, bahkan mengoreksi sepanjang masih dalam kerangka akademis. Agamawan (atau saintis yang agamis) sebaiknya tidak berusaha mencocokkan sejarah agama dengan teori sains. Jika teori relativitas khusus tidak cocok dengan peristiwa Mi'raj Nabi, jangan dicari kecocokkannya ke teori lain. Temuan sains punya jalur analisis berbeda. Lebih penting, ia bukan dalam rangka menjawab histori agama. 

Walaupun yang dekat adalah teori relativitas umum. Relativitas umum itu berjarak 11 tahun dengan relativitas khusus yang keduanya digagas Einstein. Relativitas umum justru mengoreksi relativitas khusus yang berbasis pada hukum Newton dengan sudut pandang berbeda terhadap sudut relativitas yang lebih besar.

Sudut pandang terjadi karena adanya ruang melengkung. Dengan kecepatan cahaya tetap, namun waktu tempuh yang berbeda karena adanya bidang lengkung yang memperpendek jarak (memintas) akibat gaya tarik massa yang besar.
Jika Isra Mi'raj dijelaskan dengan pendekatan relativitas umum karena relativitas khusus dianggap tidak bisa menjelaskan, maka akan menimbulkan tanya dan persoalan lain yang susah lagi untuk dijelaskan.

Karena relativitas umum menjelaskan waktu yang lebih cepat. Apa hubungannya jika Rasulullah perjalanan PP nya lebih cepat dari 8 jam? Gak ada. Pertama, orang-orang sains tetap akan bertanya. Jika waktunya berubah cepat tapi kecepatannya tetap di 299.000 km/detik, kenapa tubuh Nabi gak hancur? Kedua, jangankan keluar tata surya, baru di lapisan kedua atmosphere yaitu stratosphere saja makhluk hidup sudah susah bernafas. Karena tipisnya kandungan udara.

Ketiga, ber-massa apa Rasulullah beserta kendaraannya hingga membuat bidang melengkung/menyintas waktu karena hanya objek bermassa besar yang mampu membuat gaya tarik melengkung? Keempat, dari keterangan di atas, sangat jelas teori relativitas umum tetap berbicara tentang objek atau materi yang eksis, bukan immaterial/ghoib. Sebab energi, massa, ruang, waktu, dan kecepatan, itu materi yang bisa dihitung dan dibuat persamaannya yang biasa kita kenal dengan rumus E=mc².

Bingung kan? Saran saya ya hindari pendekatan keduanya biar gak keteteran. Karena problemnya tetap kembali bahwa ranah keyakinan itu sulit jika diperdebatkan dengan sains yang harus ada bukti dan eksistensinya. Point teori relativitas adalah sudut pandang atau paradigma. Sudut pandang tiap orang berbeda alias relatif dalam memandang objek tergantung dari sudut mana ia memandang. Sudut pandang agama akan berbeda dengan sains. Karena relatif ia tidak akan nyambung sebab sudut pandangnya yang berbeda tadi.

Terus? Ya cukup kita percaya dan imani saja peristiwa Isra Mi'raj tersebut. Simpel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun