Mohon tunggu...
Halik Amin
Halik Amin Mohon Tunggu... Auditor - Down To Earth

Narasi dari Hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Momen Terlewati

3 Mei 2023   10:56 Diperbarui: 3 Mei 2023   11:05 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pembicaraan ngalir saja, ia pemuda yang pandai bernarasi, setiap topik yang kami tanyakan, selalu panjang jawabannya.

Sampailah ceritanya, terus terang ia tertarik dengan anak gadis kami, karena sewaktu SMA, anak kami berbeda dengan yang lain. Sering pemuda itu jumpai gadis itu di musholla, sholat duha.  Belum lagi Ia tidak suka ‘pamer’ di medsos, apalagi goyang ‘tik tok’ ogah deh.  Masih kata pemuda itu, anak gadis kami menjaga jarak dengan cowok, bahkan terkesan ‘galak’ sama laki-laki, tidak ‘lenjeh’.

‘Beri waktu 2 tahun lagi…’, kata Naufal.

Karena Naufal sedang ‘membantu’ ekonomi keluarganya.  Usaha ayahnya yang gagal, terpaksa harus keluar uang untuk ‘nombokin’ hutang-hutang ayahnya, belum lagi adik yang dibiayai kuliahnya.  Tiap pagi, kadang-kadang nemeni Ibunya jualan lontong sayur, membantu memulihkan ekonomi keluarga.

‘Semoga 6 bulan lagi, ekonomi keluarga mu pulih’, ini doa yang aku sampaikan ke pemuda itu. Agar tidak lagi menunggu 2 tahun untuk berani melamar anak kami.

Kami mengajak makan malam juga, berdua dengan aku. Sambil makan bercerita, Ia aktif di FPI, belajar agama dengan habib-habib.  Sewaktu Covid 19, menjadi relawan, banyak mayat yang dia mandikan.

Dan katanya juga belum akan nikah, kalau belum tamat baca kitab tentang nikah (aku lupa judul kitabnya).  Batinku, gak gitu-gitu juga kali, dulu kami nikah awalnya karena semangat ingin menjaga syahwat, selebihnya belajar sambil jalan sampai detik ini. Baca buku tentang nikah, tapi sebentar-bentar saja, atau mendengar kajian tentang nikah.

Obrolan berlanjut setelah sholat isya’, Naufal berkeinginan untuk membangun bisnis, sudah dimulai sekarang, Ia dapat modal 10 juta, untuk membuka usaha ‘beef lumpia’, cukup ramai pembelinya, tapi sementara vakum karena ramadhan, setelah idul fitri akan dilanjut lagi usahanya.

Sebagai orang tua, terutama aku sadar, bahwa kondisi seperti ini tidak baik, persis dalam lagu ‘mau di bawa ke mana hubungan ini’. 

Wallahu’alam, aku serahkan ke Allah, sambil terus diingatkan pada mereka untuk tidak ‘pacaran’, atau melakukan kegiatan yang tidak di ridhoi oleh Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun