Saya sendiri sebenarnya merasa geli dan kasihan kepada oknum itu, yang belum mengerti kalau dirinya kini hidup di alam reformasi, di mana rakyat sudah tidak bisa lagi digertak sewenang-wenang oleh aparat sekalipun. Untung  dia buru-buru pergi, sebab andaikata dia masih mengajak berdebat, maka saya sudah mempersiapkan kata-kata ini:
"Pak, saya tahu Anda itu aparat (dan saya sebut kesatuannya).....tapi Bapak perlu  tahu, keluarga saya juga banyak yang berprofesi sebagai aparat: ada letnan, mayor, kapten, kolonel, bahkan jenderal. Bapak silakan pilih yang mana!"
Apabila kata-kata yang bukan omong kosong itu saya ucapkan, saya jamin dia akan lari terbirit-birit.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H