Mohon tunggu...
Laode Halaidin
Laode Halaidin Mohon Tunggu... BLOGGER -

Menulislah, karena itulah keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tsamara Amany dan Bangkitnya Perempuan Muda dalam Politik

23 Mei 2017   18:14 Diperbarui: 24 Mei 2017   13:01 2959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang menjadi agenda politik SK Tarimuri menurut Noor Yanto adalah menyuarakan bahwa perempuan memiliki kepentingan dalam perjuangan anti-penjajahan. Dalam organisasi Gerwis, ia mencoba menggerakan lapisan tenaga wanita, terutama buruh dan tani untuk melepaskan diri dari perbudakan dan penindasan antar sesama manusia. Di dalam tulisan-tulisannya di Api Kartini, ia juga menyuarakan dan menuntut kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki.

Rangkayo Rasuna Said, juga merupakan salah satu perempuan yang berjuang lewat pers dan politik. Tahun 1935 ia pemimpin redaksi majalah Raya yang dikenal sangat radikal. Di tahun 1937 ia membuat majalah mingguan Menara Putri, yang banyak berbicara mengenai perempuan.

Noor Yanto, dalam tulisannya di Koran Suluh Indonesia mengatakan, sasaran pokok koran Menara Putri adalah ingin membangun kesadaran pergerakan antikolonialisme di tengah-tengah dada kaum perempuan. Sementara dalam politik, Rangkayo Rasuna Said bergabung di Sarekat Islam dan menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia.

Kehadiran perempuan dalam dunia pers dan politik pada saat itu dapat memberikan gambaran bagaimana perempuan menunjukan dirinya. Mereka tidak memilih diam dan apatis, tetapi bergerak dan melebur terhadap permasalahan bangsa.

Semua itu dapat dilihat dari gagasan dan tulisan-tulisan mereka, yang memikirkan tentang adanya sistem adat dan budaya yang mendiskriminasi. Bukan saja itu, para perempuan juga mencoba mengkritisi kebijakan-kebijakan politik kolonialis Belanda, yang seringkali mendiskreditkan warga pribumi.

Ini salah satu bukti nyata bahwa saat itu para perempuan muda hadir dalam peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Mereka terus mencoba membangun kepedulian dengan tekad untuk melakukan perubahan sosial disekelilingnya.

Lalu, bagaimana dengan keterlibatan perempuan muda saat ini, terutama di dunia politik?

Disini, saya bukan mengabaikan keterlibatan perempuan muda di dunia pers. Saat ini, ada banyak perempuan yang terlibat untuk ikut melakukan perubahan sosial melalui tulisan. Saya tidak perlu menyebutkan siapa saja, karena di media sosial internet, tulisan-tulisan mereka sangat banyak kita temukan.

Apa yang menjadi perhatian saya, mengenai keterlibatan wanita-wanita muda dalam dunia politik. Saya melihat, (meskipun belum ada data yang bisa dibuktikan) keterlibatan perempuan muda dalam politik di zaman yang serba modern ini, boleh dibilang sangat kurang. Itu terlihat, dimana kader-kader partai politik banyak diisi oleh mereka yang sudah tergolong tua. Sementara perempuan muda, sebagian hanya menyuarakan pikiran lewat media sosial, lewat layar belakang politik, bukan terjun langsung di dunia politik praktis.

Fenomena ini, tentu merupakan suatu kemunduran partisipasi perempuan dalam dunia politik. Dari hasil wawancara kecil-kecilan yang saya lakukan, biasanya perempuan tidak mau terlibat karena; pertama, kebanyakan wanita-wanita muda menganggap bahwa masuk di dunia politik bukanlah pekerjaan yang dapat menjamin masa depan. Yang kedua, dunia politik dipenuhi dengan hiruk-pikuk permainan korupsi, sehingga menyebabkan mereka apatis dan tidak mau terlibat. Ketiga, kurangnya akses wanita-wanita muda di dalam partai politik. Keempat, tidak adanya pemahaman mereka dalam dunia politik.

Namun, semua itu bukanlah kendala untuk Tsamara Amany. Ia adalah perempuan muda yang mempunyai keberanian memutuskan untuk ikut membangun kepedulian perempuan dalam dunia politik. Disalah satu wawancara dengan KBR, ia mengatakan keberhasilan suatu bangsa juga ditentukan oleh perempuan, bagaimana ia mendidik anak-anaknya. Ia melanjutkan bahwa isu perempuan akan diabaikan jika perempuan mengabaikannya. Sementara itu, hanya perempuanlah yang paling mengerti apa yang mereka mau, ungkap Tsamara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun