Mohon tunggu...
Halafath
Halafath Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN MALIKI MALANG

Saya adalah seorang mahasiswa di universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Ekonomi Jurusan Perbankan Syari'ah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

kaum milenial, apakah masih pantas disebut santri??

17 Oktober 2022   02:22 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fyanbumenawan.sch.id%2F&psig=AOvVaw2jfZOiyEDp6TDP-G5rUk61&ust=1666034208519000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjRxqFwoTCMDZopu75foCFQAAAAAdAAAAABAE

Pesantren merupakan faktor kunci dalam dinamika sejarah kemerdekaan bangsa. Secara historis, Pesantren telah mengabadikan peristiwa penting nasional Indonesia. Salah satu peran penting pesantren dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia melakukan bagian mereka dalam mengusir penjajah. jadi kamu Murid-murid saya bangga dengan saya. Melihat kembali sejarah negara kita, Kemandirian Indonesia tidak lepas dari kemajuan siswanya. Mengingat Mahasiswalah yang memajukan peradaban di negeri yang dicintainya, Indonesia. Santori adalah seseorang yang memiliki cita-cita tinggi dalam bertarung. Idealisme Bersinar dengan tinta sejarah. Dengan idealisme yang berjuang tanpa pamrih Idealisme mereka dalam menjalankan misi dan Dafa. mereka semua Hasil memberitahu para petani dimana mencari ilmu disana. Catatan sejarah menunjukkan munculnya beberapa kota di Banyuwangi nama roh yang terlibat dalam pengorganisasian massa untuk menghadapi serangan NICA, baik dalam pertempuran 10 November maupun pertempuran di Surabaya Lainnya di Banyuwangi. Nama Kiai Sale Latin nyaring di dalam perjuangan kemerdekaan. Kecuali Tilakat (Riyadler) meninggalkan Dalam rangka mewujudkan kemerdekaan negara, Kiai Saleh dijadikan sebagai rujukan bagi mahasiswa dan pelajar Pejuang lainnya untuk nasihat dan doa. Kiai Saleh juga mengirimkan para Mahasiswa yang ikut perang di Surabaya. Memang, dalam perang yang nantinya akan dikenal Sebagai hari pahlawan, dia sepertinya bertarung di medan perang.1 Keberanian mereka untuk melawan penjajah bukan tanpa bimbingan dari guru mereka Seseorang dengan gelar Kiyai. Keberanian ini lahir berkat semangat Hubble Watan menanamkan setiap ajaran oleh kaiai-nya. Nah, Dogma Hubble Watan Minal Belief adalah roh khusus yang diresapi oleh Kai Ini mempromosikan semangat juang waktu untuk kemerdekaan negara. Berkaitan dengan hal di atas, kisah heroik Syekh Yusuf Al tidak boleh dilupakan. Makassar. Seorang ulama asal Makassar, aktif berdakwah. petualangan

Dakwah Syekh Yusuf mencapai titik tertentu di mana dia merasa perlu Jihad melawan penjajah nusantara. Kekalahan Gowa juga menjadi faktor Penentang penjajah Belanda dan sahabat dekatnya, kini bergelar Sultan Agung Tirtayasa Banten membutuhkan bantuannya. Terakhir, bersama Tentara Banten, Syekh Yusuf Diminta menjadi Mufti Banten, ia ikut serta dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda di Indonesia Pulau Jawa. Dibagi oleh Belanda, Sultan Agen berperang melawannya

Pada tahun 1682, putranya Sultan Haji mengalahkan Syekh Yusuf Dan. Seorang pengikut, Army Santori, Bugis, Makassar, Para pejuang Banten adalah pejuang gerilya selama dua tahun sebelum ditangkap dan diusir oleh Belanda. Ke Batavia.2 Di atas hanyalah sebagian kecil dari perjuangan antara Kiyai dan Santori di negara kita. Masih banyak cerita yang mengungkap peran Kyai dan Santori dalam evakuasi Kolonisasi tanah. Hal ini menjadi bukti bahwa santri yang diajar oleh Kyay melakukannya.

Cita-cita perjuangan yang tinggi. tanpa melawan idealisme Tentu saja mereka akan melarikan diri dan menjaga negara ini tetap hidup Pendudukan terus-menerus.

Kami para millennial atau milenial disebut sebagai Generasi Y dalam satu literasi, namun yang lain mengatakan bahwa Generasi Y tidak menganggap diri mereka sebagai generasi milenial. generasi ini adalah generasi yang tumbuh ditengah perkembangan teknologi yang cukup pesat. Generasi millennial adalah generasi yang lahir pada masa internet booming sehingga perilaku generasi milenaial yang melekat dengan teknologi komunikasi berbasis internet. Lyons mengungkapkan ciri-- ciri dari generasi Y adalah karakteristik masing-masing individu berbeda,tergantung dimana dia dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial keluarganya, pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya, pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi disekelilingnya, memiliki perhatian yang lebih terhadap kekayaan. Anak milenial memiliki karakter dan perilaku yang melekat dengan internet sehingga generasi milenial memilki karakter sebagai berikut:

Kreatif dan Inovatif. Generasi Milenial adalah generasi yang Kreatif dan Inovatif, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan hadirnya Start Up yang dibangun oleh pasa Millenial dengan inovasi berupa robot dan aplikasi yang mereka buat untuk memudahkan berbagai urusan manusia.

2) Internet Natif Generasi Milenaial adalah generasi dengan penggunaan internet yang Natif atau fasih, generasi adalah generai pengguna internet terbanyak dibanding pengguna internet dari generasi lainnya sehingga mereka fasih dalam penggunaanya karena kehidupannya yang ditemani gadget.

3) Berorientasi pada Passion Generasi Milenial berorientasi pada Passion (gairah) sehingga membuat generasi ini sebagai generasi yang fokus dan berjalan sesuai dengan keinginan atau yang disukai bahkan terkadang menjadi tujuan dan pekerjaan, contohnya seperti Youtuber, Vlogger, Musisi, lainnya.[6] Salah satu bentuk pembekalan terhadap keilmuan umum seperti halnya praktek penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pembekalan kepada santri-santri di era digital ini. Dengan berkembangnya TIK secara pesat tidak dipungkiri telah membawa hal positif mempermudah pekerjaan manusia dan informasi terbuka selebar-lebarnya, namun muncul masalah baru. Disisi lain, perkembangan TIK juga banyak menimbulkan hal yang negatif seperti persebaran konten pornografi, berita bohong (hoax), isu-isu SARA, dan bahkan penyebaran paham radikal di berbagai media sosial. Alih-alih dakwah menyebarkan paham Islam Kaffah kelompok tertentu dalam dakwahnya justru cenderung memecah-belah bangsa sangat jauh dari kata ramah, sebagaimana dakwah Islam yang dibawa Walisongo dan diteruskan para ulama dan kiai-kiai pesantren sbagai pwaris para nabi dengan mesyiarkan ajaran Islam Rahmatan Lil Alamiin. Sementara penggunaan media sosial banyak disuarakan oleh orang-orang muda yang dewasa, tidak paham agama, dan milenial yang trendi, sebenarnya ini adalah generasi clique, yaitu fenomena satu generasi. Jauh dari pemahaman literasi media, mereka (generasi klik) merangkul berbagai media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, dan Instagram dengan berita, informasi dan konten yang memecah belah negara tanpa mengetahui kebenarannya. Sebagai kekuatan pembentuk masa depan Indonesia, kaum milenial menghadapi tantangan yang sangat serius terkait isu radikalisme. Milenial juga tumbuh dengan berkembangnya kelompok agama kaku yang menanamkan intoleransi, pemberontakan dan pemikiran yang mengancam persatuan warga negara dan bangsa di negeri ini. Kekhawatiran lain adalah bahwa kaum milenial rentan terhadap politik identitas. Ini telah menjadi sangat mengakar dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu semua, kita harus merebut kembali kepemilikan jati diri kita sebagai Muslim Indonesia moderat yang ramah agama, toleran dan inklusif terhadap keberagaman. Mengenai agama, mereka percaya bahwa agama adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Namun, dalam beberapa kasus, ia hanya menekankan identitas agama sebagai simbol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun