Mohon tunggu...
Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Human Resources - Penyuluh Perikanan

Penyuluh Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinjauan Teori Psikologi dalam Kegiatan Penyuluhan Perikanan

3 Februari 2016   10:41 Diperbarui: 6 Juni 2016   14:39 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyuluhan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 didefinisikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasi dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup. Jika kita mencermati kalimat dalam Undang-Undang di atas,dapat kita ketahui bahwa kata kunci dari kegiatan penyuluhan adalah proses belajar. Kata “belajar” menurut teori Belajar Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Di dalam kegiatan penyuluhan, dapat kita katakan bahwa yang dimaksud respon adalah perubahan perilaku yang diinginkan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) sebagai akibat dari kegiatan penyuluhan yang kita laksanakan (stimulus). Karena respon merupakan perubahan perilaku yang diinginkan maka respon ini perlu dikondisikan. Pengkondisian respon ini tentu saja didasarkan atas permasalahan yang dihadapi oleh sasaran kita, sehingga respon ini dapat dikatakan sebagai kondisi positif dari masalah yang dihadapi. Jika kita ilustrasikan dalam sebuah rencana kerja penyuluhan, maka yang dimaksud dengan respon adalah kolom tujuan dan stimulus adalah kombinasi metode dan materi penyuluhan yang akan diberikan.

Keberhasilan tercapainya sebuah respon akan sangat ditentukan oleh proses pengkondisian stimulus yang diberikan. Jika kita keliru dalam mengkondisikan stimulus maka respon yang akan dicapai juga akan keliru (tidak sesuai dengan yang ditargetkan). Oleh karena itu proses pengkondisian stimulus perlu direncanakan secara matang.

Lalu bagaimana cara mengkondisikan stimulus menurut teori psikologi ?

Perlu kita ingat kembali bahwa penyuluhan adalah sebuah proses belajar dan sangat erat dengan proses modifikasi perilaku (Behavior Modification) ataupun Behavioral Engineering. Salah satu teori yang berkaitan dengan modifikasi perilaku adalah teori Pavlovian Classical Conditioning yang diungkapkan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) seorang ilmuwan dari Rusia yang memenangkan Nobel di bidang Physiology or Medicine di tahun 1904. Di dalam teori ini disebutkan bahwa stimulus yang dikondisikan (Conditioned Stimulus) biasanya akan bersifat netral atau tidak memiliki reaksi apapun terhadap obyek/sasaran dan agar respon yang dikondisikan (Conditioned Response) dapat dicapai, diperlukan sebuah proses pembelajaran yang akan melibatkan Unconditioned Stimulus (Rangsangan yang tidak dikondisikan) dan Unconditioned Response (respon yang tidak dikondisikan).

Kegiatan penyuluhan perikanan secara praktikal pada hakekatnya merupakan proses penyampaian pesan dari seorang penyuluh perikanan kepada pelaku utama sebagai sasaran. Pesan tersebut merupakan materi penyuluhan yang tentu saja mengharapkan reaksi berupa perubahan perilaku tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh penyuluh perikanan itu sendiri melalui serangkaian proses pengkondisian. Jadi sebuah materi penyuluhan perikanan haruslah disusun sedemikian rupa dengan arah yang jelas untuk memperkuat efek respon yang dikondisikan ketika materi tersebut diberikan kepada sasaran.

Stimulus yang dikondisikan dalam hal ini adalah materi penyuluhan perikanan pada awalnya adalah sesuatu yang sifatnya netral atau tidak menimbulkan reaksi apapun pada sasaran ketika stimulus itu diberikan. Agar ia memiliki makna, maka stimulus yang dikondisikan itu harus diikat dengan pengetahuan, pengalaman tertentu yang beresonansi kuat dengan emosi sasaran sehingga menjadi lebih hidup. Tanpa intervensi unsur emosi, materi penyuluhan hanyalah sebuah simbol tanpa makna. Pengalaman dan pengetahuan dari sasaranlah yang membuat materi penyuluhan ini memiliki arti dan persepsi tertentu di mata sasaran. Oleh sebab itu perlu proses pengkondisian dimana materi penyuluhan digabungkan dengan stimulus yang tidak dikondisikan (metode dan teknik penyuluhan) sehingga dapat menimbulkan respon yang tidak dikondisikan dalam hal ini adalah tahapan adopsi. Respon yang tidak dikondisikan inilah yang akan menjadi pintu gerbang tercapainya tujuan dari penyuluhan perikanan itu sendiri (respon yang dikondisikan).

Untuk lebih jelasnya mengenai konsep Pavlovian ini, dibawah ini adalah tabel hubungan antara elemen-elemen yang ada dalam teori ini dengan elemen-elemen di dalam kegiatan penyuluhan perikanan menurut pandangan penulis  :

 

Ilustrasi dalam praktek teori ini adalah sebagai berikut :

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun