Mohon tunggu...
Hakim Robbani Ridwan
Hakim Robbani Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 28 Jakarta

Kelas XI MIPA 1, absen 16. Hanya seorang pelajar yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel "Kimi no Na wa"

3 Maret 2021   11:57 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:22 18485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film/imdb.com

Tak menyerah, ia pergi ke kuil keluarga Mitsuha yang berada di lembah yang dikelilingi oleh bukit. Taki meminum kuchikami-zake, sejenis arak beras yang dibuat dengan cara mengunyah nasi di dalam mulut, yang pernah dibuat oleh Mitsuha saat menjalani tradisi gadis kuil dan ditinggalkan di dalam kuil tersebut sebagai persembahan. Akhirnya, Taki terbangun di tubuh Mitsuha pada pagi dimana meteor akan menghantam Itomori. Ia berusaha untuk mengevakuasi warga Itomori secepatnya. Sementara itu, Mitsuha terbangun di tubuh Taki yang berada di kuil keluarganya. Ia berusaha mendaki ke puncak bukit. Akhirnya, mereka berdua dapat merasakan keberadaannya satu sama lain, namun mereka tidak dapat saling melihat satu sama lain karena mereka berada pada linimasa yang berbeda. Ketika saatnya tiba, terjadilah kataware-doki, yaitu hal mistis yang hanya bisa terjadi saat senja.

Mereka sangat bahagia karena akhirnnya bisa melihat satu sama lain dalam tubuh asli mereka. Sebelum berpisah, mereka menuliskan nama mereka pada telapak tangan masing-masing. Taki menuliskan namanya pada tangan Mitsuha, sementara ketika Mitsuha menuliskan namanya, tubuh mereka akhirnya terpisah kembali pada linimasanya masing-masing. Setelah mereka berpisah, mereka saling melupakan nama satu sama lain. Di satu sisi, Mitsuha kebingungan dengan nama 'Taki Tachibana' yang tertulis di telapak tangannya, sementara Taki juga bingung saat melihat kalimat "Aku mencintaimu" di telapak tangannya.

Delapan tahun kemudian, terungkap bahwa Mitsuha berhasil mengevakuasi penduduk desa Itomori sehingga berhasil diselamatkan tepat waktu. Sementara itu, Taki memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang pada dirinya. Saat bepergian dengan kereta api yang terpisah, Taki dan Mitsuha saling tertegun melihat satu sama lain ketika kedua kereta tersebut berpapasan. Mereka kemudian turun di pemberhentian selanjutnya untuk saling mencari satu sama lain. Akhirnya mereka saling bertemu di sebuah tangga, dan karena mereka merasa sepertinya saling mengenal, mereka saling menanyakan nama. 

Dari novel ini, terlihat jelas perbedaan karakter yang menonjol pada Taki dan Mitsuha. Taki adalah siswa yang hidup ditengah padatnya kota Tokyo yang memiliki keterampilan dalam beradaptasi dan komunikasi sehingga membuat nama Mitsuha menjadi terkenal di sekolahnya. Sementara Mitsuha, adalah gadis desa yang memiliki keterampilan rumahan, dan memiliki sifat lemah lembut, sehingga dapat membuat Taki dapat berkencan dengan seniornya di tempat kerja. Perbedaan ini secara tersirat menjelaskan perbedaan akan hal-hal yang terjadi di antara kota dan desa. Setiap tempat memiliki problematikanya sendiri. Selain Taki dan Mitsuha, terdapat juga beberapa karakter pelengkap yang sangat pas untuk mendampingi cerita Taki dan Mitsuha. Perjuangan Taki dan Mitsuha untuk saling bertemu juga sangat menyentuh hati penonton.

Novel ini memiliki cerita yang menyentuh.  Jalan cerita yang dibawakan juga sangat tidak terduga dan tidak membuat pembaca merasa bosan.  Sayangnya, pertukaran tubuh Taki dan Mitsuha kerap membingungkan bagi pembaca. Terkadang, kita tidak tahu siapa yang ada di dalam tubuh siapa. Perbedaan linimasa antara Taki dan Mitsuha juga tak jarang membuat pembaca kebingungan.  Adaptasi dari film ini menampilkan visual grafis yang sangat memanjakan mata.

Novel ini sangat cocok untuk kalangan anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan emosional, atau pencarian jati diri. Novel ini juga cocok untuk orang yang membutuhkan hiburan yang menyentuh dan sangat wajib dibaca oleh pecinta anime.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun