Bahkan, Bambang Trim, menyoal soal impian ini dengan menulis sebuah buku bertajuk Saya Bermimpi Menulis Buku. Saya mengetahui judul buku ini untuk pertama kalinya saat saya bersilaturahmi ke rumah beliau di Cimahi, Bandung bulan Juni 2008. Buku ini diterbitkan oleh KOLBU, imprint MQ Publishing, yang saat itu dikelola oleh Pak Bambang.
Ya, bermimpilah bahwa Anda menjadi penulis. Bayangkan dan berimajinasilah bahwa Anda menjadi penulis hebat dan terkenal. Anda dikerumuni oleh banyak orang yang mewawancarai Anda dan bertanya tentang bagaimana cara Anda menulis sehingga buku Anda menjadi bestseller.Â
Lalu bayangkan juga, ketika orang-orang antri ingin mendapat tanda tangan Anda. Kemudian, bayangkan pula ketika setiap saat HP Anda tak henti-hentinya menerima  sms dari pembaca buku Anda yang mengatakan bahwa buku Anda sangat bagus dan membangun.
Kemudian--sesuai saran ahli penjualan Brian Tracy--visualisasikan impian Anda. Caranya? Pajanglah foto Anda dalam posisi memegang buku. Mintalah teman Anda untuk mendesain kover buku Anda dengan judul yang unik dan menggelitik.Â
Misalnya, Anda punya ide judul buku Non Stop Cinta, maka mintalah bantuan teman Anda untuk mendesain kover buku secara lengkap dengan nama Anda di dalamnya, berikut sinopsis atau testimoni di kover belakang.
Terus bayangkan! Hingga pada akhirnya, apa yang Anda cita-citakan untuk menjadi penulis hebat dan dahsyat terinstal di alam bawah sadar Anda (subconscious mind).
 Apabila sudah sampai pada kondisi yang sedemikian, tanpa diperintahkan sekalipun alam bawah sadar Anda akan mencari celah untuk meraih impian-impian Anda--setiap detiknya.
Selanjutnya, komunikasikan impian Anda pada orang-orang di sekitar Anda. Ini betul-betul cara gila. Jika perlu, beritahu pula kapan impian Anda untuk menjadi penulis itu terealisasi.
Lha, apa manfaatnya? Pertama, itu akan men-deadline diri Anda sendiri, sekaligus mengobarkan semangat. Kedua, itu menjadi semacam ikrar kepada publik bahwa Anda tidak akan gentar dan terus berikhtiar. Ketiga, setelah dikomunikasikan, secara otomatis orang-orang di sekitar Anda akan memberikan berbagai masukan untuk Anda. Jadi, rencana-rencana Anda akan semangat matang.
Hal yang perlu diwaspadai adalah "si pembunuh impian" yang tidak henti-hentinya mementahkan dan mematahkan harapan Anda, terutama ketika impian Anda terdengar sedikit gila di telinga mereka. Lazimnya mereka nyeletuk, "Ah, sudahlah! Jangan mimpi di siang bolong. Mana bisa elu menjadi penulis? Hei, menjadi Penulis tidak akan bisa menjadi hidup elu! Kalau elu ingin kayak Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy, elu ngehayal. Seribu satu orang yang kayak mereka berdua." Saran saya, jangan dengarkan ocehan yang tak berbobot itu. Lanjutkan saja mimpi Anda.