Mohon tunggu...
Hakim Makassar
Hakim Makassar Mohon Tunggu... -

sebagai pekerja di kantor pemerintah yang senang jalan jalan menemukan bahagia dari hal hal sederhana..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepenggal Cerita dari Takabonerate Islands Expedition (TIE) VI 2014

22 September 2014   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:56 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk peserta tur semacam ini, makanan menjadi hal pokok. Dengan kesiapan panitia, sebetulnya ada peluang untuk memadukan daya tarik pariwisata dengan kuliner lokal. Sayangnya, menu makanan yang disiapkan tidak memadai dari sisi variasi.Duahal terakhir adalah ketersediaan air tawar yang tidak memadai. Apalagi buat peserta yang melakukan penyelaman. Air tawardengan jumlah ekstra dibutuhkan untuk membilasseluruh peralatan usai penyelaman.Last but not least, dipenghujung ekspedisi, peserta kembali dikecewakan dengankurangnya koordinasi antaraotoritas penyeberangan (ASDP) untukpemulangan peserta TIE. Terutama untuk pengguna kendaraan pribadi. Selama 12 jam kendaraan bertahan didermaga Pamatata demi agar keberangkatan tidak lagidiundur keesokan harinya.

Bagi peserta TIE, kekecewaanbisa sajadiminimalkan dengan mengelola ekspektasi agar tidak melambung. Perjalanan bisa dianggap sebagai petualangan dengan kondisiyang diterima seperti adanya. Namun, untuk tujuan yang lebih besar yaknipromosi wisata untuk menarik minat para pelancong untuk datang, masih terbentang pekerjaan rumah yang cukup panjang. Terutama membenahi sistem pendukungwisata. Didalamnya mencakupakses transportasi yang nyaman dan mudah, infrastruktur semacam rumah peristirahatan dengan fasilitas air bersih yang cukupdan pengelolaan paket wisata secara lebih profesional.

[caption id="attachment_360804" align="aligncenter" width="585" caption="moda transportasi menuju Pulau Tinabo"]

14113645991749519121
14113645991749519121
[/caption]

Dengan segala cinta pada Indonesia dan utamanya kampung halaman di Sulawesi Selatan, saya berharap dunia pariwisatanya akan terus. Alam Indonesia terlalu sayang untuk disia-siakan. Konsepnya tentu saja harus harmonis dengan alam.

Untuk TIE berikut,  pasti bisa dipersiapkan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun