Mohon tunggu...
Hakiki Nurmajesty
Hakiki Nurmajesty Mohon Tunggu... mahasiswa -

A super-sub, versatile, currently work as a civil servant. Disclaimer : All of the content is personal opinion and doesn't represent any institution

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sakit Hati Vs Patah Hati

31 Agustus 2010   06:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:34 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda pernah mengalami yang namanya sakit hati? Jika pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya mungkin saya akan menjawab belum. Lalu mungkin anda akan bertanya tanya lagi, apakah saya orang yang tidak normal karena belum pernah merasakan yang namanya sakit hati? Atau mungkin saya tidak punya hati jadi belum pernah merasakan sakit hati, atau..ah bisa saja saya berbohong jika menjawab belum pernah merasakan sakit hati. Sakit hati yang saya maksud disini bukanlah penyakit yang menyerang hati, salah satu organ dalam tubuh manusia, atau biasa disebut penyakit liver,bukan... bukan itu. Sakit hati yang saya maksud ini adalah perasaan tidak nyaman/tidak enak/kesedihan yang berlebihan yang disebabkan oleh suatu hal dan biasanya sih masalah asmara seperti putus cinta, ditinggal kawin pacar dan lain-lain, mereka akan dengan mudah mengatakan dirinya sedang sakit hati, sangat memprihatinkan. Saya pernah beberapa kali menjalin ‘hubungan’ dengan laki-laki, kalo kata anak jaman sekarang mah pacaran, pernah diputusin juga dan itu rasanya emang ‘ngik’ banget. Gimana ngga, kalo orang yang ceritanya kita sayangin ini pergi meninggalkanku dipojok warung remang-remang sendirian (abaikan saja contoh berikut dan tolong jagan dibayangkan) ya ngertikan maksud saya gimana? Hehe Tapi saya tidak mengkategorikan hal tersebut sebagai sakit hati, karena biasanya setelah kejadian ‘putus’ tersebut kehidupan saya tetap berjalan normal, yaa walaupun jadi sedikit lebih sensitif, ga bisa denger lagu patah hati barang reffnya doang, bantal jadi berasa basah setiap kali bangun tidur, atau mata yang mendadak sipit, itu wajarlah ya asal jangan sampai jiwanya aja yang tergoncang. Tapi buat saya kejaian itu namanya patah hati BUKAN sakit hati. Jadi apa dong yang termasuk kategori sakit hati buat saya? Sakit hati menurut saya jelas kastanya lebih tinggi dari patah hati dan sifatnya pun lebih luas tidak melulu masalah asmara (tsaaahh elah...) Contohnya jika ada seorang teman yang sangat saya percayai ternyata adalah seorang penghianat, diam-diam ia bercumbu dengan pacar saya diruang tamu rumah saya saat kami mengerjakan tugas kelompok, kepergok pula sama saya. nah kalau itu sih kelewatan banget. Udah jadi backstabber, pacarannyaa numpang lagi dirumah pacar resminya. Udah pasti kasus seperti ini masuk kategori sakit hati, sangat wajar bagi saya untuk menyebut jika saat itu “saya sakit hati bangeeett...” (contoh diatas hanya fiktif belaka) Contoh lainnya apabila orang tua kita memberikan hadiah libuaran keliling Eropa kepada kakak/adik kita saat mereka berulang tahun, sementara giliran kita yang berulang tahun, mereka hanya memberikan sebuah kue tart dengan sebatang lilin mati lampu yang menyala diatasnya. Rasanya selain sakit hati saat itu juga anda harus mencari tau siapa orang tua kandung anda sebenrnya. Lainnya masih banyak contoh lagi mengenai hal-hal yang masuk dalam kategori sakit hati, namun bagi saya perkara duputusin pacar (tanpa ada orang ke-3), ditinggal kawin gebetan atau mergokin gebetan jalan sama cewe/cowok lain itu bukan termasuk dalam kategori sakit hati,melainkan patah hati. sedangkan sakit hati untuk hal-hal yang lebih menyesakkan, seperti diselingkuhin dan ketauan itu sakit hati, dikhianatin temen baik itu sakit hati, dinomor dua-kan orang tua itu sakit hati... yaa alhamdulillah sampai sekarang saya belum merasakan yang namanya diselingkuhin (mungkin aja sayanya yang ngga tau), dikhianatin temen sendiri (yang ini juga), atau dinomor dua-kan orang tua (kerena memang saya anak ke-2 sekaligus sibungsu yang seringannya justru jadi ‘raja’ hehe). Jadi kurang lebih inilah kategori sakit hati versi saya, jika anda tidak setuju ya tidak apa-apa toh ini hanya pendapat saya pribadi. Oiya saya menulis ini bukan karena saya sedang sakit hati, tapi karena emang dari dulu bertanya-tanya apa bedanya sakit hati dan patah hati karena sebenarnya keduanya sama-sama bisa dibetulkan, kalau patah ya disambung, kalau sakit ya disembuhkan. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan akibat patah dan sakit hati *Tulisan ini ditujukan bagi orang-orang yang sedang galau masalah hati, dimana biasanya jadi ga nafsu makan, pengennya bengong, susah tidur dll. Selamat menemukan tambatan hati yang baru.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun