Mohon tunggu...
Hakiem Syukrie
Hakiem Syukrie Mohon Tunggu... -

periset pada Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Lelatul Qodar-an dan Jenggilat Muslim Kota

2 Juli 2016   10:15 Diperbarui: 2 Juli 2016   10:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih Otentik

Di Indonesia, Puasa Ramadhan bukan semata bermaka ritual keagamaan. Beriringan dengan itu ada ritual ekonomi, sosial, budaya bahkan politik.

Contoh, Buka puasa bersama atau Buk-Ber sudah tidak lagi milik orang berpuasa. Yang tidak puasajuga bisa nimbrung di acara Buk-Ber. Tidak bisa dibedakan. Bahkan yang non-Muslim juga kadang hadir di sana. Tidak lagi sacral. Cenderung seremonial.

Sahur bersama juga sudah bukan monopoli orang yang mau puasa esok harinya. Mereka yang hanya ingin begadang dan berkumpul dengan kelompoknya, berkedok sahur bersama. Begitu juga acara-acara terkait puasa di TV. Muslim-Nonmuslim, puasa tidak puasa, siapa saja bisa terlibat.

Nah, menurut saya, Lelatul Qodaranini masih relatif belum terkontaminasi hal-hal tersebut di atas. Semoga selalu begitu. Kalau pun ada penyandang dana dan kemasan lainnya, semoga bisa menambah kekhusukan beribadah para  pelaku Lelatul Qodaran.[]

jangan lupa, ayo kita Lelatul Qodaran... :-) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun