Masih Otentik
Di Indonesia, Puasa Ramadhan bukan semata bermaka ritual keagamaan. Beriringan dengan itu ada ritual ekonomi, sosial, budaya bahkan politik.
Contoh, Buka puasa bersama atau Buk-Ber sudah tidak lagi milik orang berpuasa. Yang tidak puasajuga bisa nimbrung di acara Buk-Ber. Tidak bisa dibedakan. Bahkan yang non-Muslim juga kadang hadir di sana. Tidak lagi sacral. Cenderung seremonial.
Sahur bersama juga sudah bukan monopoli orang yang mau puasa esok harinya. Mereka yang hanya ingin begadang dan berkumpul dengan kelompoknya, berkedok sahur bersama. Begitu juga acara-acara terkait puasa di TV. Muslim-Nonmuslim, puasa tidak puasa, siapa saja bisa terlibat.
Nah, menurut saya, Lelatul Qodaranini masih relatif belum terkontaminasi hal-hal tersebut di atas. Semoga selalu begitu. Kalau pun ada penyandang dana dan kemasan lainnya, semoga bisa menambah kekhusukan beribadah para  pelaku Lelatul Qodaran.[]
jangan lupa, ayo kita Lelatul Qodaran... :-)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H