Masjid Laju Kepanjen, Masjid Pertama Kraton Sumenep
[caption id="attachment_310204" align="aligncenter" width="300" caption="Gang menuju Masjid Kepanjen Sumenep"][/caption] Kalau anda berkesempatan berkunjung ke Sumenep Madura, coba tanya masjid Kraton disebelah mana? Penduduk setempat langsung mengarahkan anda ke masjid Jami’. Padahal ada masjid tua yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid Jami’ yaitu masjid Laju di Kepanjen Sumenep.
Masjid Laju Kepanjen Sumenep sebenarnya bukan nama resmi masjid ini, Laju (b. Madura) artinya tua atau lama, untuk menggambarkan bahwa masjid ini sudah sangat lama. Nama resminya Masjid al-Mukmin. Terletak di Jl. Kepanjen, seberang kantor Bupati Sumenep. Kalau tidak ada papan yang tertempet di gerbang, orang mungkin akan terkecoh kalau disitu terdapat masjid. Posisinya menyatu dengan perumahan penduduk. Terletak di Kabupaten paling timur pulau Madura pada titik koordinat 70 0’ 28” S dan 1130 51’ 31” E.
Waktu kesana tahun 2012, saya bertemu dengan pengurusnya, Raden Abdul Gofur. Seorang pensiunan pegawai Departemen Agama. Saat itu usianya sudah sepuh, namun suaranya masih gagah. Bahkan mengajak saya balapan naik sepeda onthel. Hi hi hi. Saat itu, saya juga diperlihatkan sebuah manuskrip pembangunan masjid Jami’ Sumenep. alhamdulilah-nya saya ditemani karib saya asli Batang-batang. Dia yang memberi kases terutama komunikasi. Junaidi dia punya nama.
Teras Masjid Kepanjen Sumenep13914962231476660442
Menurut penuturannya, Masjid ini merupakan masjid pertama yang didirikan olehpenguasa Sumenep saat itu. Masjid ini didirikan sekitar 150 tahun lebih awal dibandingkan dengan masjid Jami’ Sumenep, berdiri pada tahun 1757, atau sekitar awal abad ke-17 Masehi.
Masjid ini memiliki denah persegi panjang pada ruang utamanya dengan ukuran 8 m x 10 m. Sebelah utara ruang utama terdapat ruang pawestren berukuran 4,5 m x 8 m. Sebelah timur ruang utama terdapat serambi berukuran 12,5 m x 5 m.
Pada bagian depan ruang utama terdapat mihrab dengan dua bangunan kecil disamping utara selatannya. Bangunan kecil sebelah utara berfungsi sebagai mimbar. Sedangkan pada sisi selatan, awalnya, kemungkinan sebagai maksurah yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan al-Qur’an.
Di bagian tengah ruangan terdapat 4 tiang utama berbentuk segiempat yang sudah dibalut dengan semen. Terdapat 6 buah pintu, 3 buah berada pada bagian depan; 2 buah pada sebelah utara sebagai penghubung ke ruang pawestren; satu pintu sebelah selatan digunakan sebagai pintu keluar Imam atau khotib.
[caption id="attachment_310214" align="alignleft" width="300" caption="Mimbar Masjid Kepanjen mirip Mimbar Masjid Jami"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H