Mohon tunggu...
hakam bali
hakam bali Mohon Tunggu... jurnalis -

kambali zutas lahir di nganjuk, jawa timur kini tinggal di denpasar, bali. kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis cerpen dan puisi. berkecimpung di organisasi profesi sebagai anggota bidang etika dan profesionalisme aji kota denpasar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kabar Sang Anak

3 Desember 2015   23:19 Diperbarui: 3 Desember 2015   23:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lima langkah telah berlalu. Aku benar-benar sempoyongan. Beban kepala begitu berat. Aku sepertinya menabrak. Tak terasa dan aku tak ingat lagi.

Dua hari berikutnya aku duduk tertegun di depan. Kemarin terlalu banyak minum hingga tak mampu menguasai tubuh ini. Aku terjatuh setelah menabrak lemari lalu pingsan. Sayup-sayup terdengar memanggil. Iya benar saja. Lagi-lagi Jono. Sepertinya tidak ada orang lain selain dirinya. Aku muak.

“Ini ada wartawan yang mencarimu. Bukan mencarimu, tapi mencari bapaknya Pak Menteri.”

Ngawur kamu. Mana ada bapaknya Menteri hidup seperti ini?”

Tak berlangsung lama. Tiba-tiba ada beberapa orang dengan membawa kamera menghampiriku. Ia kemudian bertanya banyak tentang diriku. Mereka mencecar pertanyaan kenapa aku berada di gubuk ini. Aku jawab dan mereka mengerti. Mereka pun berduyun-duyun meninggalku. Begitu juga dengan Jono. “Benar khan? Aku tidak bohong. Anakmu sekarang jadi menteri.”

(*)

Denpasar, 2 Desember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun