Oleh : Alkudri Temasmiko, SKM. M.Kes
Pengertian perusahaan menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1997 adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Secara garis besar pengertian diatas menginformasikan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Dengan kata lain apabila dipandang dari sudut bisnis maka tujuan perusahaan yaitu ada target yang harus dicapai. Baik berupa aspek kuantitas (jumlah), kualitas dan uang. Ketiga aspek tersebut, saya sering menyebutnya dengan "Tiga Serangkai Bisinis".
Penting diketahui untuk menambah wawasan dalam hal mempertahankan "eksistensi" perusahaan maka "Tiga Serangkai Bisnis" (kuantitas, kualitas, dan uang) tidak dapat dipisahkan dan selalu harus menjadi fokus perhatian serta pengawasan dari pimpinan perusahaan.
Kuantitas
Pengertian kuantitas menurut Thompson (1990) adalah sesuatu hal yang terbentuk dari suatu proses dalam satuan ukuran atau jumlah.
Kualitas
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu barang atau jasa.
Uang
uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Penjelasan hubungan kuantitas, kualitas dan uang:
Apabila sebuah perusahaan ingin memperoleh keuntungan (uang) yang banyak, maka tergantung seberapa banyak (kuantitas) produk atau jasa yang terjual atau dibeli oleh pelangan. Artinya banyak atau sedikitnya uang atau keuntungan yang di peroleh perusahaan tergantung banyak atau sedikitnya barang atau jasa yang dibeli atau digunakan pelanggan.
Banyak atau sedikitnya barang atau jasa dibeli atau digunakan pelanggan yaitu tergantung kualitas. Artinya semakin bekualitas suatu barang atau jasa tersebut, maka semakin banyak juga barang atau jasa di beli atau di gunakan pelanggan. Dengan kata lain, keuntungan (uang) juga semakin besar yang peroleh perusahaan.
Berkualitas atau tidaknya suatu produk atau jasa, dapat dipengaruhi oleh beberapa dimensi:
Dalam hal kualitas layanan jasa diantaranya terdapat 5 (lima) dimensi yang harus di perhatikan dan di awasi oleh pimpinan perusahaan:
Tangible (berwujud)
Yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material yang dipasang. Dimensi ini menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan impresi yang positif terhadap kualitas layanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi. Hal ini meliputi lingkungan fisik, seperti: eksterior dan interior bangunan, penampilan personil yang rapi dan menarik saat memberikan jasa, dll. Contohnya: pada bisnis restoran, maka karyawannya memakai seragam yang rapi dan seluruh peralatan makan seperti meja dan kursi tertata dengan rapi dan bersih.
Reliability (keandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan akurat. Dalam arti luas, keandalan berarti bahwa perusahaan memberikan janji-janjinya tentang penyediaan, penyelesaian masalah dan harga. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha restoran, maka karyawan yang handal adalah karyawan yang selalu tepat menyajikan menu makanan sesuai dengan pesanan pelanggan.
Responsiveness (daya tanggap)
Yaitu kesadaran dan keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan ketepatan ketika berurusan dengan permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan. Bila dikaitkan dalam bisnis restoran, maka sebagai contohnya konsumen tidak harus menunggu pelayanan yang lama dan kecepatan dalam menangani keluhan dari konsumen.
Assurance (Kepastian)
Yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan. Dimensi ini mungkin akan sangat penting pada jasa layanan yang memerlukan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dimana pelanggan akan merasa aman dan terjamin. Contohnya seperti bank, asuransi, dll.
Empathy (Empati)
Yaitu kepedulian dan perhatian secara pribadi yang diberikan kepada pelanggan. Inti dari dimensi empati adalah menunjukkan kepada pelanggan melalui layanan yang diberikan bahwa pelanggan itu spesial, dan kebutuhan mereka dapat dipahami.
Pada aspek kualitas produk, diantaranya terdapat 8 (delapan) dimensi yang harus diperhatikan serta di awawasi oleh pimpinan perusahaan:
Performance
Yaitu mutu kinerja yang berkaitan dengan aspek fungsional sebuah barang dan merupakan karakteristik utama bagi pelanggan dalam membeli barang tersebut. Sebagai contoh: kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan produk tersebut.
Feature
Yaitu berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya. Fitur merupakan karakteristik pelengkap dan untuk menarik konsumen.
Realibility
Yaitu hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan atau dikonsumsi dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Sebagai contoh: Handphone yang sering macet atau error.
Conformance (konfirmasi)
Yaitu merefleksikan ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, suatu produk dituntut untuk tidak adanya kecacatan dalam produk.
Durability
Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk, maka semakin besar pula daya tahan produk.
Service ability
Yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
Aesthetics
Yaitu karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika, seperti bagaimana penampilan produk dilihat dari tampak, rasa, dan bentuk dari produk.
Perceived quality
Yaitu sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI