Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang kaya akan keragaman budaya. Hal ini terjadi melalui proses akulturasi unsur-unsur kebudayaan yang berlangsung hingga ribuan tahun lamanya. Perpaduan antara berbagai kebudayaan menciptakan karakteristik yang unik dari berbagai daerah. Adat dan budaya merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, dan perilaku sehari-hari dalam masyarakat mencerminkan identitas dan jiwa masyarakat itu sendiri.
Keragaman tradisi budaya masyarakat Indonesia banyak yang diwarnai oleh agama islam, sebagai agama mayoritas di negara ini. Interaksi antara islam dengan budaya lokal telah menciptakan beragam tradisi yang mengandung nuansa keislaman. Salah satu tradisi yang sangat kental dengan nuansa islami adalah tradisi dalam menyambut dan merayakan Bulan Muharam. Tradisi yang khas pada bulan muharam di masyarakat Indonesia umumnya dilaksanakan pada tanggal 1-10 Muharam, atau dalam masyarakat Jawa disebut dengan suroan. Suroan sendiri diambil dari bahasa arab “Ashura” yang berarti sepuluh. Istilah suro yang sudah dikenal sejak lama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya pada masyarakat Jawa yang dipahami sebagai bulan Muharam.
Dari segi etimologi, Muharam memiliki arti “Bulan yang dimuliakan atau diutamakan” arti ini tidak terlepas dari kenyatan empiris dan simbolis yang terkait dengan bulan tersebut. Lebih dari sekedar memorial pergantian tahun semata, bagi umat Islam peringatan bulan Muharam memiliki signifikansi bersejarah dengan berbagai peristiwa berharaga yang memberikan pelajaran berharga. Banyak terjadi peristiwa sejarah penting pada tanggal 10 Muharam seperti berlabuhnya kapal Nabi Nuh di Gunung Judi setekag 150 hari air menggenangi bumi. Pelajaran berharga yang dapat diambil dari kisah ini yakni pentingnya kesabaran dalam menyampaikan dakwah, bahkan ketika berhadapan dengan penolakan dan sikap yang tidak menyenangkan. Selain itu peristiwa lainya yakni, diterimanya taubat Nabi Adam setelah melanggar perintah Allah SWT untuk tidak memakan buah dari pohon terlarang di surga atau yang dikenal dengan buah kuldi, pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah ini adalah pentingnya taubat dan pengampunan atas kesalahan hyang dilakukan.
Banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Muharam atau dalam masyarakat Jawa disebut Bulan Suro ini, umat islam diingatkan untuk mengambil hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan meneladani perjuangan dan keteladan para nabi, diharapkan umat Islam dapat menguatkan imanya, meningkatkan kesadaran akan kebenaran dan keadilan, serta mengembangkan sikap kasih sayang dan toleransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H