Mohon tunggu...
M Hajril
M Hajril Mohon Tunggu... Lainnya - Hazril

Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Program Studi Sosiologi Agama

Selanjutnya

Tutup

Music

Fenomena War Tiket Coldplay (Fans atau FOMO)

18 Mei 2023   16:34 Diperbarui: 18 Mei 2023   16:36 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini dunia musik tanah air di hebohkan dengan kabar kedatangan Band Coldplay yang akan melakukan konser untuk pertama kalinya ke Indonesia. Konser ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 November 2023. Namun pembelian tiket akan dimulai pada 17 Mei 2023. Hal ini telah membuat banyak kalangan mulai Bersiap-siap untuk bersaing dalam memperebutkan tiket atau dikenal dengan istilah war tiket.  Kabar kedatangan band legendaris asal inggris ke tanah air ini tentunya menjadi berita besar bagi para penggemar coldplay di Indonesia bahkan tidak hanya penggemarnya saja kabar ini menjadi perbincangan bagi orang-orang yang bukan penggemar coldplay. Fenomena ini yang sering disebut dengan istilah fomo.

Fenomena FOMO War Tiket Coldplay ini memunculkan banyak tanggapan dari fans band music tersebut. Para fans Coldplay meminta agar mereka yang ikut dalam war tiket hanya karena ikut-ikutan atau FOMO semata agar mengalah dengan mereka yang benar-benar fans Coldplay sejak lama.

Fear Of Missing Out atau yang disingkat Fomo adalah kecemasan atau ketakutan seseorang akan melewatkan pengalaman atau kesempatan yang menarik atau penting.Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang penulis dan ahli strategi pemasaran bernama Dan Herman pada tahun 2000-an. Fomo sering diartikan sebagai kondisi Ketika seseorang ketakutan akan ketinggalan trend. Fomo sangat identik dengan penggunaan sosial media, dimana Ketika seseorang melihat postingan orang lain dalam sebuah kegiatan menarik khusunya hal yang sedang menjadi tren, makai ia akan merasa tertekan untuk ikut dan merasa takut ketinggalan. Misalnya tren tempat wisata, outfit bahkan yang seperti sekarang tren konser.

Fenomena FOMO kerapkali muncul dalam budaya yang terhubung  secara digital dan media sosial yang mempromosikan life style yang terlihat menarik dan sempurna. Penting untuk diingat bahwa apa yang terlihat di media sosial sering kali merupakan representasi selektif yang tidak selamanya mencerminkan kehidupan asli seseorang.

Fenomena FOMO juga bisa terjadi Ketika seseorang ingin menunjukan eksistensi dirinya dalam lingkungan sosial.  Kecendrungan untuk merasa bahwa kehadiran atau keberadaan mereka tidak cukup berarti jika melewatkan trend tertentu menuntut mereka untuk terus terlibat dan mengikuti trend yang eksis dalam lingkungan sosial mereka.

Kecendrungan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan norma kelompoknya atau Konformitas juga menjadi penyebab terjadinya FOMO dalam fenomena war tiket coldplay ini. Banyak orang yang merubah atau menyesuaikan tindakan mereka agar diaggap normal dan diterima dalam sebuah kelompok. Tekanan sosial dari kelompok yang mendorong seseorang menyesiakan perilakunya menjadi factor yang mempengaruhi konformitas. Tekanan bisa berupa pujian, hinaan atau penolakan.

Lantas kemudian bagaimana mengatasi FOMO war tiket coldplay?. FOMO akan menimbulkan rasa cemas yang terkadang tidak bisa dikendalikan. Kita harus dalam keadaan tenang ketika memutuskan untuk sesuatu termasuk ketika melakukana transaksi pembeliaan. Kita harus mempertimbangkan antara kebutuhan dengan keinginan. Mempertimbangkan dengan matang dampak yang akan terjadi dari tindakan yang akan kita lakukan.

Selain itu kita bisa mengatasi FOMO dengan mengurangi pengunaan media sosial dan mengatur dengan ijak waktu yang kiita habiskan dalam menggunakan media sosia. Karena sadar atau tidak dampak dari media sosial terhadap perilaku FOMO sangatlah besar. Kita bisa melakukan detoksifikasi penggunaan media sosial misalnya dengan mengunaan batasan waktu, mengurangi notifikasi,  dan mencari kegiatan lain dan fokus pada kehidupan nyata.

Mengutip dari alodokter.com kita juga bisa melakukan me time dan melakukan hal-hal yang nisa membuat kita mencintai diri sendiri. Dan berhenti untuk memaksakan diri untuk mendapatkan validasi dari orang lain. Dan ingatlah bahwa tidak semua yang diunggah di media sosial itu seindah kenyatanyaana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun