Mohon tunggu...
Hajrah Dwi Anjani
Hajrah Dwi Anjani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa. Traveller.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Evolusi Hidup

15 Maret 2015   06:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinai hujan membasuh tanah

Gemuruh amarah menyertai dengan pasti

Menina bobokan makhluk yang sedang berjelajah paradigma

Dan bersua dalam lelap…

Sembayu malam laksana panah yang menusuk tubuh

Begitu dingin, jauh ke sum-sum tulangku

Kesunyian mengalun laksana syair tak bertuan

Menampar tubuhku..

Rinai-rinai hujan kembali menyentuh pijakan bumi

Dalam kegentingan malam tanpa sayup-sayup bintang

Menyisakan sepenggal kisah elegi hari ini

Entah..

Kronologi apa yang akan terdesain besok

Hanya sisa riuh yang berbusa

Dan dengkuran yang tak bernada

Berharap semua kan indah untuk sebuah takdir..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun