Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Insinyur - Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pesan Pak Harto ke Pak Prabowo, Seandainya Ketemu Sekarang, Mungkin inilah !

1 Februari 2025   05:47 Diperbarui: 1 Februari 2025   05:47 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Presiden Soeharto dipertemukan dengan Presiden Prabowo sekarang, perbincangan mereka pasti menarik karena keduanya memiliki hubungan pribadi (sebagai mantan mertua dan menantu) serta latar belakang militer dan kepemimpinan yang kuat. Berikut beberapa topik yang kemungkinan besar akan mereka bahas:

1. Karier Militer dan Kepemimpinan Prabowo

Sebagai mantan Jenderal yang pernah berada di lingkaran Soeharto, Prabowo mungkin akan berbagi bagaimana karier militernya berkembang dan bagaimana akhirnya ia menjadi Presiden RI.

Soeharto: "Kau dulu prajurit yang tangguh, bagaimana akhirnya bisa sampai ke kursi Presiden?"
Prabowo: "Bapak, perjalanan saya panjang. Setelah Reformasi, saya sempat jatuh, difitnah, dan disingkirkan. Tapi saya terus berjuang dan akhirnya dipercaya rakyat."

Soeharto mungkin akan tersenyum, mengingat prinsipnya tentang "the smiling general," sambil menegaskan pentingnya stabilitas politik dan keamanan.

2. Gaya Kepemimpinan dan Stabilitas Nasional

Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang menjaga stabilitas dan ketertiban dengan pendekatan militeristik. Ia mungkin ingin tahu apakah Prabowo menerapkan strategi serupa dalam pemerintahannya.

Soeharto: "Kau tahu, stabilitas adalah kunci pembangunan. Bagaimana caramu menjaga Indonesia tetap aman?"
Prabowo: "Saya mengutamakan ketahanan pangan dan energi, Pak. Saya juga memperkuat militer, tetapi dengan pendekatan yang lebih diplomatis."

Soeharto mungkin akan memberi saran agar Prabowo tetap waspada terhadap ancaman eksternal dan internal, terutama dalam menghadapi geopolitik global.

3. Hubungan dengan Asing: Indonesia dan Kemandirian Nasional

Soeharto yang dulu pragmatis dalam hubungan dengan Barat mungkin akan bertanya bagaimana Prabowo menavigasi tantangan global, terutama di era multipolar saat ini.

Soeharto: "Dulu saya menjaga hubungan baik dengan negara-negara besar sambil tetap mengutamakan kepentingan nasional. Bagaimana strategimu?"
Prabowo: "Saya juga menjaga hubungan dengan semua pihak, termasuk BRICS, China, Rusia, dan negara-negara Muslim, tapi tetap mempertahankan kepentingan Indonesia."

Soeharto mungkin akan mendukung pendekatan ini, tetapi mengingatkan agar Prabowo berhati-hati dalam menjaga keseimbangan geopolitik.

4. Ekonomi: Orde Baru vs Prabowo Era

Soeharto membangun ekonomi dengan pendekatan "trickle-down," mengandalkan konglomerat dan pertumbuhan makro. Ia mungkin bertanya apakah Prabowo melanjutkan kebijakan ini atau justru mengambil jalur lain.

Soeharto: "Saya dulu membangun infrastruktur dan industri dengan bantuan pengusaha besar. Kau pakai cara apa?"
Prabowo: "Saya fokus pada ekonomi rakyat, ketahanan pangan, dan hilirisasi sumber daya alam, Pak."

Soeharto mungkin akan mengakui bahwa pendekatan ekonomi rakyat adalah penting, tetapi tetap mengingatkan agar tidak melupakan investasi dan pertumbuhan industri besar.

5. Masa Lalu dan Politik Pasca-Reformasi

Hubungan Prabowo dan Soeharto sempat berubah pasca-Reformasi 1998, ketika Prabowo dikaitkan dengan berbagai isu politik. Soeharto mungkin ingin tahu bagaimana Prabowo menghadapi dan mengatasi masa lalu itu.

Soeharto: "Banyak yang dulu menuduhmu macam-macam. Bagaimana kau bisa bangkit lagi?"
Prabowo: "Saya tetap tegak, Pak. Saya membangun kembali kepercayaan rakyat dengan kerja keras, bukan sekadar membela diri."

Soeharto mungkin akan menghargai keteguhan Prabowo dan mengingatkannya untuk selalu menjaga loyalitas kepada bangsa.

6. Pesan untuk Masa Depan Indonesia

Sebagai pemimpin yang pernah membangun Indonesia selama 32 tahun, Soeharto pasti ingin memberikan pesan kepada Prabowo sebagai pemimpin baru.

Soeharto: "Yang penting, jangan sampai negara ini kacau. Stabilitas nomor satu. Gunakan kekuatan dengan bijak."
Prabowo: "Saya akan terus menjaga stabilitas dan membangun Indonesia yang kuat, Pak."

Soeharto mungkin akan menepuk pundak Prabowo dan mengatakan, "Baiklah, lanjutkan perjuanganmu."

Percakapan ini akan menjadi ajang refleksi bagi Prabowo atas perjalanan hidupnya dan strategi kepemimpinannya. Soeharto mungkin akan bangga melihat mantan menantunya akhirnya menjadi Presiden, tetapi ia juga akan mengingatkan tentang pentingnya stabilitas, kemandirian nasional, dan ketahanan ekonomi.

Pesan Tentang Titiek Soeharto 

Kemungkinan besar, jika Presiden Soeharto dipertemukan kembali dengan Prabowo, ia bisa saja menyentuh soal hubungannya dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto). Soeharto adalah sosok yang sangat menjaga keluarganya, dan ia dikenal sebagai figur yang lebih suka menyelesaikan masalah secara internal.

1. Soeharto dan Prinsip Kekeluargaan

Soeharto dikenal sebagai kepala keluarga yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebersamaan. Ia mungkin akan bertanya langsung kepada Prabowo tentang hubungannya dengan Titiek.

Soeharto: "Dulu kau bagian dari keluarga ini. Apa hubunganmu dengan Titiek masih baik?"
Prabowo: "Kami masih berhubungan baik, Pak. Kami tetap saling menghormati, apalagi karena ada putra kami, Didit."

Soeharto mungkin akan tersenyum, senang mengetahui bahwa meskipun sudah berpisah, Prabowo dan Titiek masih menjaga hubungan yang harmonis.

2. Peluang untuk Rujuk?

Soeharto bisa saja mengutarakan keinginannya agar Prabowo dan Titiek kembali bersama, mengingat keduanya masih sering terlihat akrab dalam berbagai kesempatan.

Soeharto: "Kenapa tidak kau pikirkan kembali? Bukankah lebih baik untuk bersatu lagi demi keluarga?"
Prabowo: "Saya dan Titiek masih bersahabat baik, Pak. Kami selalu mendukung satu sama lain, terutama untuk anak kami."

Di sini, Soeharto mungkin akan memberi nasihat agar hubungan yang ada tetap dijaga dengan baik, terlepas dari apakah mereka akan rujuk atau tidak.

3. Faktor Politik dalam Hubungan Prabowo-Titiek

Selain aspek keluarga, ada juga faktor politik. Sebagai ketua Dewan Pembina Partai Berkarya (partai yang dulu berafiliasi dengan keluarga Cendana), Titiek tetap aktif di dunia politik. Soeharto mungkin akan bertanya apakah hubungan mereka bisa memberikan dampak positif bagi bangsa.

Soeharto: "Kalau kalian tetap bersama, mungkin bisa lebih kuat dalam membangun Indonesia."
Prabowo: "Kami tetap bekerja untuk kepentingan bangsa, Pak. Dengan atau tanpa status sebagai pasangan."

Soeharto mungkin akan mengingatkan bahwa politik tidak boleh memisahkan hubungan keluarga dan menyarankan agar mereka tetap bekerja sama untuk Indonesia.

4. Soeharto dan Pandangan Bijaknya

Sebagai seorang pemimpin yang matang dalam pengalaman hidup, Soeharto mungkin akan mengambil sikap realistis:

Soeharto: "Yang penting, tetap saling mendukung dan jangan ada permusuhan. Keluarga itu nomor satu."
Prabowo: "Tentu, Pak. Saya selalu menghormati Titiek dan keluarga Cendana."

Soeharto akan merasa lega mengetahui bahwa meskipun pernikahan mereka tidak bertahan, rasa hormat dan hubungan baik masih tetap terjaga.

Kesimpulan

Soeharto mungkin tidak akan secara langsung memaksa Prabowo dan Titiek untuk rujuk, tetapi ia pasti akan menekankan pentingnya menjaga hubungan baik demi keluarga dan kepentingan yang lebih besar. Pada akhirnya, keputusan untuk kembali bersama atau tidak tetap ada di tangan Prabowo dan Titiek sendiri.

Bagaimana menurut Anda? Apakah ada kemungkinan mereka bisa rujuk kembali?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun