"Jika kamu beramal karena Allah, maka pujian orang lain tidak akan menambah kedudukanmu, dan celaan mereka tidak akan mengurangi kedudukanmu."
Gus Baha' menekankan bahwa salah satu aspek utama dalam melatih ikhlas adalah menjaga agar kita tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain. Jika kita melakukan kebaikan karena ingin dipuji atau takut dicela, maka amal kita belum murni ikhlas. Dengan mengutip ajaran al-Hikam, Gus Baha' mengajarkan bahwa seorang hamba yang ikhlas hanya berharap satu pujian, yaitu pujian dari Allah.
4. Ikhlas Adalah Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah
Dalam al-Hikam juga disebutkan bahwa ikhlas adalah kunci untuk mencapai kedekatan dengan Allah. Imam Ibn Ata'illah menulis:
"Ikhlas adalah cahaya yang Allah berikan kepada hati yang mengarahkannya pada-Nya."
Gus Baha' menjelaskan bahwa keikhlasan bukan hanya tentang tidak mengharap imbalan, tetapi juga tentang mencari kedekatan dengan Allah. Orang yang ikhlas akan lebih mudah merasakan kehadiran Allah dalam setiap amalannya, dan amalannya pun akan lebih diterima oleh-Nya.
5. Ikhlas dalam Ketidaktahuan
Imam Ibn Ata'illah dalam al-Hikam juga menekankan pentingnya untuk tidak merasa tahu atau merasa memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari orang lain.
"Ketika kamu beramal, jangan merasa tahu apa yang terbaik, karena yang terbaik adalah yang dilakukan dengan keridhaan Allah."
Gus Baha' mengungkapkan bahwa dalam perjalanan menuju keikhlasan, seringkali kita merasa sudah benar atau tahu segalanya. Namun, ikhlas mengajarkan kita untuk tetap rendah hati dan mengandalkan Allah dalam setiap langkah kita, tanpa merasa lebih baik dari orang lain.
Kesimpulan