Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Insinyur - Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beberapa Kisah Sebelum Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

24 Januari 2025   19:12 Diperbarui: 24 Januari 2025   19:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah SAW mengalami berbagai ujian dan cobaan yang sangat berat. Berikut beberapa peristiwa penting yang terjadi sebelum mukjizat besar ini:

1. Tahun Kesedihan (Aamul Huzn)

Peristiwa Isra' Mi'raj terjadi pada tahun yang sangat menyedihkan bagi Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai "Aamul Huzn" (Tahun Kesedihan). Pada tahun ini, beliau kehilangan dua orang yang sangat beliau cintai dan yang selama ini selalu mendukungnya dalam berdakwah:

A. Wafatnya Abu Thalib (Paman yang Melindungi)

  • Abu Thalib adalah paman Rasulullah SAW yang selalu melindungi beliau dari gangguan kaum Quraisy.
  • Meskipun tidak masuk Islam, Abu Thalib selalu menjadi perisai bagi Nabi dari serangan kaum musyrik Makkah.
  • Setelah wafatnya Abu Thalib, kaum Quraisy semakin berani mengganggu, mengintimidasi, dan menekan dakwah Rasulullah.

B. Wafatnya Khadijah (Istri Tercinta dan Pendukung Utama)

  • Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah SAW yang selalu memberikan dukungan moril, materi, dan spiritual dalam perjuangan dakwah.
  • Dengan wafatnya Khadijah, Rasulullah SAW kehilangan tempat bersandar yang penuh cinta dan ketenangan dalam rumah tangga.
  • Kehilangan Khadijah membuat kesedihan Nabi semakin dalam karena beliau adalah salah satu orang yang paling setia dan percaya kepada dakwah Rasulullah sejak awal.

Dampak dari wafatnya Abu Thalib dan Khadijah: Rasulullah menjadi semakin terisolasi, semakin sulit berdakwah, dan semakin sering mendapatkan perlakuan buruk dari kaum Quraisy.

2. Peristiwa Thaif: Dilempari Batu dan Diusir

Setelah mengalami tekanan berat di Makkah, Rasulullah SAW memutuskan untuk mencari tempat baru untuk berdakwah. Beliau pergi ke Thaif, kota yang berjarak sekitar 60 km dari Makkah, dengan harapan mendapat perlindungan dan dukungan dari pemimpin serta penduduknya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya:

  • Rasulullah SAW disambut dengan penghinaan oleh pemuka Thaif.
  • Beliau diolok-olok dan dianggap gila serta ditolak mentah-mentah.
  • Penduduk Thaif mengusir beliau secara kasar dengan melempari batu hingga tubuhnya terluka dan berdarah.
  • Zaid bin Haritsah, sahabat yang menyertai Rasulullah, juga terkena lemparan batu.

Dalam kondisi penuh luka dan kesedihan, Rasulullah SAW beristirahat di bawah sebuah pohon dan berdoa dengan penuh haru kepada Allah:

"Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahan kekuatanku, sedikitnya kemampuanku, dan kehinaan diriku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada orang jauh yang akan menyerangku, atau kepada musuh yang Engkau kuasakan atas diriku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli dengan semua ini, namun kemurahan-Mu lebih luas bagiku."
(HR. Thabrani)

Dampak Peristiwa Thaif:

  • Rasulullah SAW semakin sedih dan merasa terpukul oleh perlakuan manusia, namun tetap bersabar dan terus berharap kepada Allah.
  • Jibril datang menawarkan untuk menghancurkan penduduk Thaif, tetapi Rasulullah menolak dan justru mendoakan kebaikan bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun