Apakah Hacker Indonesia Ditakuti Dunia?
Jawabannya: Ya, tetapi dengan beberapa catatan. Indonesia memang memiliki banyak peretas (hacker) berbakat yang dikenal di dunia, baik di sisi white hat (hacker etis) maupun black hat (hacker kriminal). Namun, ada juga kekurangan yang membuat Indonesia belum menjadi kekuatan dominan dalam dunia siber global.
1. Keunggulan Hacker Indonesia yang Ditakuti Dunia
a. Jumlah yang Besar dan Komunitas yang Aktif
- Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah hacker terbanyak di dunia.
- Komunitas hacker seperti AnonSec Indonesia, Gantengers Crew, dan IndoGhost sering melakukan aksi besar yang menarik perhatian dunia.
b. Serangan Cyber yang Masif dan Terkoordinasi
- Hacker Indonesia sering melakukan serangan skala besar, terutama dalam konflik geopolitik dan balas dendam digital.
- Contoh:
Serangan terhadap situs pemerintah Australia (2013) sebagai protes atas dugaan spionase terhadap Indonesia.
Serangan terhadap Israel (2021, 2023) saat konflik Palestina meningkat, banyak situs Israel diretas dan lumpuh.
Serangan terhadap Malaysia akibat konflik kebudayaan atau klaim teritorial di masa lalu.
c. Keahlian dalam Deface dan DDoS
- Hacker Indonesia dikenal ahli dalam deface (mengubah tampilan situs) dan DDoS (menyerang server hingga lumpuh).
- Banyak situs pemerintah dan perusahaan besar pernah menjadi target serangan ini.
- Contoh: Peretasan situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, Tokopedia, dan Bukalapak.
d. Sumber Daya Manusia yang Banyak dan Murah
- Banyak hacker berasal dari komunitas underground dengan kemampuan tinggi tetapi biaya operasi rendah.
- Ini membuat serangan dari Indonesia sering terjadi karena mudah dilakukan dan sulit dilacak.
2. Kelemahan dan Keterbatasan Hacker Indonesia
a. Kurangnya Infrastruktur dan Dukungan Pemerintah
- Berbeda dengan Rusia, China, atau AS yang memiliki cyber army resmi, Indonesia belum memiliki sistem keamanan siber yang terorganisir dengan baik.
- Hacker Indonesia lebih sering bergerak secara individual atau dalam komunitas kecil tanpa koordinasi dengan pemerintah.
b. Mayoritas Hacker Masih di Level Pemula dan Menengah
- Banyak hacker Indonesia masih di level script kiddies (pengguna tool otomatis tanpa pemahaman mendalam).
- Hanya sebagian kecil yang memiliki kemampuan setara dengan elite hacker dari AS, Rusia, atau Korea Utara.
c. Kurangnya Inovasi dan Fokus pada Cyber Defense
- Indonesia masih lebih banyak memiliki hacker ofensif daripada defensif.
- Cybersecurity nasional masih lemah, terbukti dengan banyaknya kasus kebocoran data dari pemerintah dan perusahaan besar.
- Contoh: Kebocoran data BPJS Kesehatan, KPU, dan Bank Indonesia.