Sebagai tindak lanjut pembekalan beberapa waktu lalu, hari ini Rabu, 28/12/2022, saya hadir di acara lounching Sekolah Lansia Tangguh. Bertempat di RT.18/RW.07, Desa Koncer Kidul Kecamatan Tenggarang Bondowoso Jatim.
Sekolah Lansia Tangguh adalah program bagus dan bermanfaat. Berfungsi sebagai sarana aktifitas bagi para ibu usia lanjut. Juga bisa menjadi media menghasilkan sesuatu. Disela-sela waktu kosong, Ibu-ibu jadi produktif.
Ada empat dimensi program sekolah tersebut. Pertama ekonomi. Kegiatannya bercocok tanam. Kedua kesehatan fisik. Berupa senam khusus lansia. Ketiga psikologis. Yaitu bimbingan oleh seorang Psikiater. Keempat spiritual keagamaan. Termasuk praktek fiqh. Misal merawat janazah.
Agar berhasil, tentu saja semua program tersebut butuh biaya. Sebagaimana Motto Provinsi Jawa Timur "Jer Basuki Mowo Beyo". Artinya, tiap keinginan, cita-cita dan tujuan pastilah butuh biaya. Demikian pula cita-cita Program Sekolah Lansia Tangguh
Guna mendapat support anggaran, butuh kerjasama berbagai pihak. Termasuk pejabat yang ada di pemerintahan. Tanpa peran serta demikian, upaya bisa percuma. Kasihan para kader yang menggerakkan sekolah. Masak harus keluar dari kantong sendiri.
Pejabat di maksud misalnya Camat, Kepala Desa dan saya sendiri selaku Wakil Rakyat. Karena jabatan dan tupoksinya beda, maka tentu support diberikan sesuai peran dan tupoksi masing-masing.
Pertama Camat. Sebagai pembantu Bupati dilingkup Eksekutif, Camat punya kuasa mengusulkan anggaran. Usulan di masukkan saat kegiatan Musrembang Kecamatan. Harapan saya, pada Musrembang mendatang, anggaran untuk Sekolah Lansia Tangguh sudah masuk data.
Kedua Kepala Desa. Karena merupakan pejabat Eksekutif tingkat Desa, Kepala Desa punya kewenangan memasukkan dan mengelola anggaran. Sama seperti harapan tadi, agar pada penyusunan APB-Des mendatang, tercantum biaya operasional Sekolah Lansia.
Ketiga peran Legislatif seperti saya. Berhubung muara Musrembang dari berbagai sektor nanti masuk ke Parlemen, dan kebetulan saya duduk sebagai Anggota Badan Anggaran DPRD Bondowoso, maka menjadi tugas saya nanti untuk mendukung usulan dana bagi Sekolah Lansia Tangguh. Semoga saja bisa terwujud. Amiinn..
Tugas pejabat pemerintah adalah melayani rakyat. Kebetulan, sebelum pegang amanat Anggota Dewan, saya pernah 19 tahun jadi Lurah. Lepas itu diangkat Camat dibeberapa wilayah Bondowoso hingga pensiun. Sedikit banyak, pengalaman melayani rakyat ketika di birokrat dulu, Â banyak membantu tugas-tugas saya di DPRD.
Berdasar pengalaman, porsi pelayanan kepada rakyat oleh seorang Pamong Praja macam camat, harus lebih banyak dibanding urusan administrasi. Ini juga berlaku bagi seorang Kepala Desa dan tak terkecuali Anggota DPRD.
Dalam hitungan saya, jika pejabat ingin sukses harus menyediakan alokasi waktu lebih banyak ketemu warga dibanding duduk di kantor. Secara prosentase, 25 persen untuk menyelesaikan tugas administrasi kantor. Sedang 75 persen, turun kebawah menyapa warga. Dengan porsi ini, masalah yang muncul bisa cepat ketemu dan segera ditangani.
Kegiatan lounching hari ini merupakan salah satu upaya para pejabat dalam menemukan masalah. Contohnya soal anggaran untuk Sekolah Lansia Unggul. Yang ternyata tak ada dana operasional untuk menggerakkan lembaga. Kalau demikian, kapan bisa berkembang..?
Untuk Ibu-ibu peserta sekolah, saya sarankan lanjutkan saja kegiatannya. Para Ibu tak perlu khawatir. Terdapat tiga pihak yang akan memberi support. Yaitu pejabat eksekutif Pak Camat dan Kepala Desa. Serta saya yang nanti akan membantu ditingkat pengusulan anggaran di Banggar DPRD Bondowoso.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H